Pemerintah menyebut klorokuin bisa digunakan untuk mengobati pasien terinfeksi virus corona. Biarpun begitu, pemerintah meminta masyarakat tidak memborong obat tersebut.
Pasalnya, klorokuin bukan digunakan untuk mencegah terinfeksi Covid-19. “Klorokuin merupakan obat untuk penyembuhan, bukan untuk pencegahan. Tidak perlu masyarakat membeli dan menyimpannya,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu (21/3).
Selain itu, Yurianto menilai klorokuin merupakan obat keras yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Sebab, penggunaannya harus dengan pengawasan tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, tidak semua orang bisa menggunakan obat tersebut secara bebas. Yurianto lantas meminta masyarakat mengubah persepsi atas obat klorokuin.
“Kami mohon tidak ada persepsi yang salah. Masyarakat tidak perlu berbondong-bondong membeli dan menyimpannya di rumah,” kata Yurianto.
(Baca: Sebesar 60% Kasus Kematian Akibat Virus Corona Terjadi di Jakarta)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyatakan pemerintah telah mengimpor tiga juta klorokuin untuk mengobati pasien corona di dalam negeri. Tak hanya itu, Jokowi juga mendatangkan 5 ribu obat Avigan untuk menyembuhkan pasien terinfeksi virus corona.
“Serta (Avigan) dalam proses pemesanan 2 juta," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, kedua obat tersebut didatangkan ke Indonesia karena telah diuji coba beberapa negara dalam proses menyembuhkan pasien corona. Meski demikian, obat ini belum dapat dipastikan sebagai antivirus karena belum memasuki uji klinis.
Jokowi menyatakan obat-obatan tersebut akan dikirimkan kepada pasien yang membutuhkan melalui dokter keliling dari rumah ke rumah atau melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan yang terinfeksi.
Jokowi juga meminta BUMN untuk memperbanyak produksi obat tersebut. "Saya minta BUMN farmasi untuk perbanyak produksinya," kata Jokowi.
(Baca: Pasien Positif Virus Corona Menjadi 450 Kasus, Meninggal 38 Orang)