Indonesian Petroleum Association atau IPA merespon wacana penambahan impor di tengah anjloknya harga minyak. IPA menilai dana untuk impor minyak sebaiknya dipakai mengembangkan blok migas dalam negeri.
Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong mengatakan pihaknya lebih memilih mengembangkan industri migas dalam negeri ketimbang menggelontorkan dana untuk impor. Sebab, hal itu bakal menciptakan efek berganda atau multiplier effect.
"Jangan semudah bilang impor, itu uang hilang kalau menurut saya. Kalau impor, kita tidak mengembangkan tenaga kerja karena hanya beli dari luar," ujar Marjolijn di Jakarta, Rabu (11/3).
Selain itu, dana yang dikeluarkan oleh kontraktor migas bisa menambah Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Kemudian, pemerintah juga bisa mendapatkan penerimaan negara melalui pajak.
(Baca: Chevron Kaji Pemangkasan Belanja Modal karena Harga Minyak Anjlok)
Sebelumnya, Pertamina berencana menambah impor minyak mentah karena harga minyak turun drastis. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan turunnya harga minyak membawa dampak positif karena minyak mentah dijual lebih murah.
Minyak mentah tersebut dapat digunakan di kilang milik perusahaan. “Di hilir kan bagus. Kami akan beli banyak jadinya, mumpung harga masih rendah,” ujar Nicke saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, pada Senin (9/3).
Biarpun begitu, sejumlah proyek hulu migas perusahaan bisa tak ekonomis karena harga yang anjlok. "Untuk hulu memang ini berpengaruh ya karena keekonomian jadi masalah," ujar Nicke.
(Baca: Harga Minyak Fluktuatif, Pertamina Belum Putuskan Turunkan Harga BBM)