Presiden Joko Widodo menyatakan kecewa dengan program tol laut yang telah bergulir sejak 2015 lalu. Program tersebut tak mampu mengurangi disparitas harga antardaerah maupun tak berhasil memangkas biaya logistik antardaerah.
“Saya menerima informasi dari lapangan bahwa biaya pengiriman logistik antardaerah masih mahal,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3).
Jokowi menyebutkan biaya pengiriman barang dari Jakarta ke Padang, Medan, Banjarmasin, hingga Makassar masih lebih mahal dibandingkan dari Jakarta ke Hong Kong, Bangkok, dan Shanghai.
(Baca juga: Pemerintah Tetapkan Lima Pelabuhan dalam Proyek Percontohan Tol Laut)
Biaya pengiriman barang dari Surabaya ke Makassar bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan ke Singapura. “Ini yang harus dibenahi bersama sehingga tujuan awal dari tol laut untuk menekan disparitas harga antarwilayah dapat tercapai,” kata Jokowi.
Atas dasar itu, Jokowi meminta jajarannya menyelesaikan masalah tersebut secara detail dan komprehensif. Menurutnya, tol laut harus dikontrol dan menjadi semakin efisien.
Dia meminta para menteri melihat apakah masalah ini terjadi akibat lamanya waktu dwelling time di pelabuhan. “Atau ada praktik monopoli di dalam transportasi dan distribusi barang sehingga biaya logistik tidak efisien,” kata Jokowi.
Jokowi juga mendapatkan laporan bahwa mahalnya biaya logistik karena jumlah muatan dari wilayah barat dan timur Indonesia tak seimbang. Jokowi mengatakan, jumlah muatan yang dikirim dari wilayah barat ke timur Indonesia biasanya penuh.
Hanya saja, jumlah muatan yang dikirim dari wilayah timur ke barat Indonesia jauh berkurang. “Ini semuanya coba dilihat kembali,” kata Jokowi.
(Baca juga: Jokowi Sebut Tol Laut Dimonopoli Perusahaan Tertentu)