Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan dua pasien virus corona asal Depok, Jawa Barat mengalami tekanan psikis akibat sorotan berlebihan di berbagai media. Kendati demikian, secara fisik keduanya telah membaik.
Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto menjelaskan berdasarkan pantauannya pada Rabu (4/3) pagi, kedua pasien sudah tidak merasakan demam, pilek, dan sesak napas, namun masih batuk sesekali.
"Secara psikologis yang kami khawatirkan karena mereka merasa tidak nyaman namanya sudah dikenal di mana-mana dan rumahnya diketahui oleh siapa saja," kata dia dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Rabu (4/3) malam.
(Baca: Pemerintah Awasi Khusus Kedatangan Warga dari 4 Negara Pusat Corona)
Ia pun menekankan penyebaran data pribadi pasien merupakan pelanggaran hukum. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate telah berkoordinasi dengan Badan Reserse Kriminal Polri untuk menindak tegas oknum-oknum yang melakukan hal tersebut.
Presiden Joko Widodo mengumumkan temuan pertama kasus virus corona di Tanah Air pada Senin (3/2) lalu. Kasus ini terjadi pada dua orang perempuan berusia 64 tahun dan 31 tahun asal Depok, Jawa Barat. Informasi seputar kedua pasien corona tersebut pun berkembang cepat.
Informasi bohong (hoaks) seputar virus corona dilaporkan semakin bertambah setelah pengumuman kasus tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat setidaknya ada 147 hoaks terkait virus corona hingga Selasa (3/3).
(Baca: Jurus Google Basmi Hoaks Corona: Gaet Kemenkes dan Algoritma Khusus)
Salah satu informasi bohong yang beredar yakni, dokumen berisi pernyataan Kementerian Kesehatan Rusia bahwa virus corona buatan manusia. Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu pun mengimbau masyarakat agar bijak menggunakan internet dengan tidak meneruskan hoaks.
"Sebelum (informasi) dilanjutkan ke pihak lain, sebaiknya klarifikasi dulu validitasnya,” kata dia.