Bio Farma Perkirakan Vaksin Corona Bisa Ditemukan 3 Tahun Lebih Cepat

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Sejumlah warga membeli masker di pasar proyek Bekasi, Jawa Barat, Senin (2/3/2020). Vaksin corona diperkirakan dapat ditemukan lebih cepat dari yang diperkirakan.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
4/3/2020, 17.00 WIB

Perusahaan farmasi milik negara, PT Bio Farma (Persero) memperkirakan penemuan vaksin virus corona bisa lebih cepat 2-3 tahun dari waktu normal dengan menggandeng lembaga yang sudah mulai melakukan penelitian tersebut lebih awal. Normalnya, waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan vaksin sekitar 10-15 tahun.

Direktur Utama Biofarma Honesti Basyir mengatakan bahwa saat ini mereka baru saja memulai penelitian untuk menemukan vaksin virus corona karena sudah memiliki sampel dari dua kasus infeksi corona yang baru saja diumumkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi beberapa waktu lalu.

"Seandainya sudah ada (penelitian) yang ke tahap kedua, bisa dua sampai tiga tahun lebih cepat. Sambil nunggu vaksin corona, kami punya vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/3).

Untuk itu, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan untuk diberikan kesempatan meneliti virus corona tersebut. "Makanya kami dengan Balitbangkes Kemenkes akan meneliti, semoga kami bisa bikin vaksin ke depan," kata Honesti.

(Baca: Bio Farma Proyeksi Butuh 15 Tahun untuk Temukan Vaksin Virus Corona)

Adapun kerja sama dengan pihak lain sampai saat ini belum dijalankan oleh Bio Farma. Namun, dengan melihat penyebaran virus corona yang berpotensi menjadi pandemi global, semua lembaga penelitian dunia pasti akan melakukan koordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait perkembangan penelitian masing-masing.

Sementara, meski belum ada arahan dari WHO terkait dengan pembuatan vaksi virus corona, Honesti mengatakan pihaknya sudah berinisiatif melakukan penelitian. Dengan adanya WHO, minimal masing-masing negara sudah memiliki standar yang sama untuk pencegahan dan pengobatan virus ini. "Nanti mungkin ada (standar) untuk vaksinnya," katanya.

Seperti diketahui, hingga saat ini belum ada negara yang berhasil menemukan vaksin virus tersebut, termasuk Tiongkok. Untuk menemukan vaksin sebuah virus memang dibutuhkan tahapan panjang. Mulai dari mencari bibit virus, mengembangkan vaksin, hingga mencoba vaksin tersebut ke hewan dan manusia.

(Baca: Harga Masker Selangit, Hanya Lindungi Kalangan Berduit dari Corona)