Virus Corona Tekan Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah dalam 5 Tahun

KATADATA
Ilustrasi. Pengeboran minyak lepas pantai. Harga minyak pada Jumat (28/2) terus turun karena penyebaran virus corona yang mengancam pertumbuhan ekonomi global.
28/2/2020, 08.16 WIB

Harga minyak terus tertekan dalam enam hari terakhir. Hal itu dipengaruhi penyebaran virus corona yang terus meluas di luar Tiongkok.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak di bursa berjangka New York sempat jatuh 2,2%. Pergerakan harga itu menjadi penurunan terendah secara mingguan sejak November 2014.

Sedangkan pada perdagangan hari ini pukul 07.41 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2020 tercatat turun 1,06% menjadi US$ 46,59 per barel.

Adapun harga minyak jenis Brent untuk kontrak periode April 2020 pada pukul 05.06 WIB tercatat anjlok 2,34% menjadi US$ 52,18 per barel.

(Baca: Corona dan Empat Risiko Lain Mengancam Kejatuhan Ekonomi Global)

World Health Organization pada Kamis (27/2) memperingatkan bahwa tidak boleh ada negara yang membuat kesalahan dengan berasumsi tidak akan terkena wabah virus corona. Pasalnya, pemerintah Iran hingga Australia berlomba untuk menahan penyebaran epidemi virus tersebut.

Dari pasar finansial, penyebaran virus corona menghapus harapan meningkatnya ekonomi dunia. Ekonom Bank of America Corporation pada Kamis (27/2) memperingati kliennya bahwapertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksi hanya 2,8%.

Di sisi lain, Arab Saudi bersama Organisasi Pengekspor Minyak atau OPEC dan aliansinya berusaha menahan penurunan harga minyak. Mereka berencana menambah pemangkasan produksi hingga 1 juta barel per hari.

Namun rencana itu tidak mampu mengangkat harga minyak."Minyak jatuh bebas karena besarnya upaya karantina global yang akan menghancurkan permintaan untuk beberapa kuartal berikutnya," kata Senior Market Analys di OANDA New York Edward Moya seperti dilansir dari Reuters.

(Baca: Harga Minyak Dunia Jatuh ke Level Terendah dalam Setahun)