Pemerintah bakal mengevakuasi warga negara Indonesia dari kapal pesiar Diamond Princess di Jepang dalam satu atau dua hari ke depan. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut evakuasi para WNI dari salah satu pusat lokasi penyebaran virus corona itu akan dilakukan menggunakan pesawat komersial berbadan lebar atau wide body.
"Ya paling sehari atau dua hari ini kan. Begitu slot dibuka, kami terbangkan pesawatnya," kata dia di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (27/2).
Pesawat berbadan besar dipilih agar proses evakuasi dari Jepang ke Indonesia tersebut tak memerlukan proses transit. Pemerintah saat ini masih menunggu pemerintah Jepang memberikan slot penerbangan dari Bandara International Haneda.
Penentuan titik pendaratan akan ditentukan seusai dengan rencana mitigasi yang disusun. Sebagai informasi, saat ini terdapat tiga maskapai yang melayani penerbangan langsung dari Bandara Soekarno Hatta ke Haneda, yakni Garuda Indonesia, All Nippon Airways atau ANA, dan Japan Airlines atau JAL.
(Baca: TNI AL Evakuasi 188 WNI ABK World Dream, Semua Negatif Virus Corona)
Adapun setelah mendarat di Indonesia, para WNI akan dikarantina di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. "Tapi jadwal dan sebagainya masih menunggu," kata Terawan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan proses evakuasi Kn dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Para WNI juga akan diperiksa lagi kesehatannya ketika tiba di Tanah Air.
“Mereka akan menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR),” kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
(Baca: Tiongkok Berikan Rp 20 Juta Bagi Penduduk yang Terinfeksi Virus Corona)
Menteri Luar Negeri Retno P. Marsudi mengatakan ada dua WNI ABK Diamond Princess yang tak ikut pulang. Sehingga total warga Indonesia yang dievakuasi hanya sebanyak 68 orang. “Sekali lagi, evakuasi ini sifatnya sukarela,” ujar Retno.
Presiden Joko Widodo hingga hari Rabu (27/2) kemarin mengatakan negosiasi dengan Jepang untuk mengevakuasi WNI awak Diamond Princess berlangsung alot. Namun ia menjanjikan perundingan dengan otoritas Negeri Sakura akan diselesaikan dengan cepat. “Tidak segampang itu melakukan diplomasi dan negosiasi,” kata Presiden.