Harga minyak dunia mengalami kenaikan tipis pada perdagangan Selasa (25/2) setelah merosot hampir 4% pada sesi sebelumnya. Meski begitu, harga minyak masih dibayang-bayangi risiko penurunan seiring besarnya kekhawatiran akan dampak ekonomi dari penyebaran cepat virus corona di luar Tiongkok.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 10.27 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 naik 0,48% ke level US$ 56,57 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2020 naik 0,35% ke level US$ 51,61 per barel.
"Laporan penyebaran virus corona meningkatkan kekhawatiran akan permintaan minyak," kata Analis Price Futures Group di Chicago Phil Flynn seperti dikutip Reuters, Selasa (25/2).
(Baca: Kurs Rupiah Hampir 13.900/US$, Tertekan Kekhawatiran Virus Corona)
Mengacu pada data John Hopkins CSSE, jumlah orang yang terdeteksi terjangkit virus corona telah mencapai 80.146 orang secara global. Kasus terbanyak masih di dataran Tiongkok yaitu 77.658 orang, diikuti Korea Selatan 893 orang, Italia 229 orang, dan Jepang 159 orang.
Kasus Corona juga sudah ditemukan di Timur Tengah, sebanyak 61 orang di Iran terdeteksi terjangkit virus tersebut dan sebanyak 16 orang dilaporkan meninggal dunia. Kuwait, Bahrain, Oman, dan Irak mencatat kasus virus corona pertama mereka pada Senin kemarin, semuanya melibatkan orang-orang yang pernah berada di Iran.
(Baca: Corona Mengganas, Harga Emas Sentuh Level Tertinggi dalam Tujuh Tahun)
Secara global, John Hopkins mencatat jumlah korban meninggal akibat virus ini telah mencapai 2.699 orang, sedangkan jumlah yang dilaporkan pulih sebanyak 27.563 orang.
Kepala Eksekutif Saudi Aramco Amin Nasser memproyeksikan dampak virus corona terhadap permintaan minyak hanya sementara. Ia memprediksi konsumsi bakal meningkat pada paruh kedua tahun ini.