Wabah Corona Meluas ke Korea & Timur Tengah, Harga Minyak Jatuh 0,5%

KATADATA
Pengeboran minyak lepas pantai. Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada perdagangan Jumat (21/2) dipicu kekhawatiran pasar terkait permintaan bahan bakar akibat penyebaran virus corona.
Editor: Ekarina
21/2/2020, 09.58 WIB

Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada perdagangan Jumat (21/2) dipicu kekhawatiran pasar terkait permintaan bahan bakar akibat penyebaran virus corona yang semakin meluas. Kendati demikian, produsen tetap mengambil langkah pemangkasan produksi guna menjaga harga minyak tetap stabil.

Mengutip Bloomberg pada pukul 09.24WIB, harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 turun 0,59% ke level US$ 58,96 per barel. Sedangkan dengan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 turun 0,58% di level US$ 53,57 per barel.

(Baca: Kekhawatiran & Jumlah Kasus Baru Corona Turun, Harga Minyak Naik 1%)

Berdasarkan laporan dari media setempat, otoritas Korea Selatan mengkonfirmasi penyebaran kasus 52 infeksi baru virus corona. Negara tersebut pun mulai banyak ditinggalkan pengunjung. Wabah virus bahkan telah menjangkau Timur Tengah, setelah ada laporan 2 korban meninggal di Iran akibat virus tersebut.

Di Tiongkok sendiri, kasus baru akibat virus corona pada Jumat ini naik dibandingkan sebelumnya. Beijing mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran virus yang sebagian besar telah melumpuhkan kegiatan ekonomi di negara terbesar kedua dunia itu.

"Risikonya yakni apakah infeksi virus akan meningkat ketika orang kembali beraktifitas, mengingat mereka mulai melakukan pekerjaan meskipun jauh dari skala besar," kata Christopher Wood, ahli strategi di Jefferies seperti dikutip dari Reuters, Jumat (21/2).

(Baca: Korban Tewas Virus Corona Tembus 2.000, Harga Minyak Makin Tertekan)

Berdasarkan laporan otoritas setempat, virus corona hingga saat ini tekah mengakibatkan total korban meninggal di seluruh Tiongkok mencapai 2.233 orang dengan 11 kasus kematian di luar Tiongkok. Sehingga secara keseluruhan, jumlah korban meninggal di seluruh dunia kini telah mencapai 2.244 orang.  

Di sisi lain, Menteri Energi Rusia Alexander Novak juga mengungkapkan bahwa produsen minyak global memahami pertemuan yang akan digelar antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sebelum pertemuan awal Maret sangat sulit direalisasikan.

OPEC + telah menahan pasokan dari pasar untuk menjaga stabilitas harga minyak selama beberapa tahun. Para analis pun mengharapkan, kelompok tersebut memperdalam pembatasan produksi.

Sementara itu, harga sedikit mengalami perubahan akibat ketegangan di Timur Tengah.  Ketegangan itu muncul setelah Arab Saudi mengatakan pihaknya telah menghancurkan beberapa rudal balistik yang diluncurkan oleh milisi Houthi menuju kota-kota Saudi.

Reporter: Verda Nano Setiawan