Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) mendeteksi paparan radiasi nuklir di lingkungan Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan, Banten. Sumber radiasi berasal dari sejumlah serpihan yang ditemukan di area tanah kosong di samping lapangan voli blok J, Perumahan Batan Indah.
Menurut Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten Indra Gunawan, serpihan yang menjadi sumber radioaktif sudah ditemukan dan diamankan pada 7-8 Februari lalu. Bapeten bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) membersihkan lokasi dari radiasi sejak Sabtu (15/2).
Bapeten juga memeriksa air tanah di kawasan tersebut. "Sudah dilakukan pengukuran dan dipastikan air tanah di sekitar wilayah terpapar radiasi dalam kondisi tidak terkontaminasi," kata Sekretaris Utama BAPETEN Hendiyanto, dalam keterangan tertulis, Minggu (16/2).
BATAN juga melakukan whole body counting (WBC) pada sembilan orang warga perumahan tersebut. "Hasil WBC ini untuk mengetahui dampak radiasi," ujar Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BATAN Heru Umbara.
(Baca: Paparan Radiasi Nuklir Terdeteksi di Perumahan Batan Indah, Tangerang)
Manfaat Radiasi Nuklir
Apa dampak radiasi nuklir terhadap kesehatan manusia? Radiasi nuklir sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif terhadap kehidupan manusia. Di bidang kesehatan, radiasi nuklir digunakan untuk mendiagnosis dan menyembuhkan penyakit.
BATAN sejak 2011 mengembangkan kamera gamma untuk penelitian kanker payudara dan kanker prostat. Seperti dilansir situs batan.go.id, kamera gamma memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan waktu analisis yang cepat.
Teknologi lain yang dikembangkan BATAN adalah peralatan renograf untuk digunakan untuk memeriksa fungsi ginjal. Renograf bisa memberikan gambaran kondisi ginjal dengan bentuk kurva urodinamik. Kurva itu menjadi bahan informasi diagnostik bagi dokter maupun pasien, serta memberikan informasi kuantitatif mengenai kemampuan konsentrasi dan ekskresi pada kedua ginjal pasien. Untuk pemeriksaan ini, pasien akan disuntik dengan radioisotop berkadar rendah. Setelah itu, grafiknya akan terlihat di alat renograf.
Ada juga perangkat diagnostik uji tangkap kelenjar gondok (thyroid uptake counter) yang digunakan untuk mempelajari kecepatan kelenjar gondok dalam mengakumulasi atau melepaskan iodium sebagai komponen pembentukan hormon tiroksin. Caranya, isotop iodium-131 diberikan kepada pasien dalam bentuk kapsul. Dalam waktu tertentu, isotop iodium yang terakumulasi pada kelenjar gondok diukur aktivitasnya dan otomatis tercatat di komputer.
BATAN juga memproduksi perangkat radiofarmaka untuk pemeriksaan aliran darah di jantung. Dengan radiofarmaka tersebut, pemeriksaan tidak perlu menggunakan kateter konvensional yang menyakitkan. Pasien disuntik dengan radiofarmaka, 15 menit kemudian berbaring dan bisa dideteksi fungsi jantungnya dengan kamera gamma.
(Baca: BAPETEN Pastikan Air Tanah di Serpong Tak Terkontaminasi Radioaktif)
Bahaya Radiasi Nuklir bagi Kesehatan
Radiasi nuklir dalam jumlah terlalu tinggi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Kasus kebocoran nuklir yang menyebabkan radiasi tingkat tinggi terjadi di Chernobyl, Ukraina pada 1986 adalah salah satu contohnya.
Reaktor nuklir Chernobyl meledak akibat desain reaktor yang buruk dan pengoperasian oleh staf yang tidak terlatih. Akibatnya, 5% inti nuklir yang berada di dalam reaktor terlepas ke udara dan menewaskan 54 orang. Dampak radiasi itu dirasakan dalam waktu yang lama. Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dalam laporannya di 2005 memperkirakan ada 4.000 orang yang meninggal di kemudian hari akibat efek samping radiasi nuklir Chernobyl.
Seperti dilansir medicalnewstoday.com, dosis radiasi bervariasi, biasanya dinyatakan dengan satuan rad atau Gray. Satu rad sama dengan 0,01 Gray.
(Baca: BAPETEN Sebut Paparan Radiasi Nuklir di Serpong Tak akan Meluas)
Radiasi nuklir sebesar 30 rad menimbulkan gejala ringan yang terlihat di dalam darah. Radiasi dengan konsentrasi 30 hingga 200 rad membuat seseorang jatuh sakit. Jika radiasi mencapai 200 hingga 1.000 rad, orang tersebut akan menderita sakit parah. Sementara itu, dosis di atas 1.000 rad berakibat fatal dan menimbulkan kematian.
Menurut atomarchive.com, setidaknya ada tujuh dampak radiasi nuklir dalam dosis tinggi yang membahayakan kesehatan. Berikut rinciannya.
1. Rambut
Paparan radiasi nuklir sebesar 200 rad atau lebih tinggi akan menyebabkan rambut rontok dengan cepat.
2. Otak
Sel-sel otak akan rusak jika terpapar radiasi nuklir sebesar 5.000 rad atau lebih. Sebagaimana jantung, radiasi nuklir membunuh sel syaraf dan pembuluh darah yang kecil sehingga bisa menimbulkan stroke dan kematian mendadak.
3. Tiroid
Kelenjar tiroid rentan terkena radioaktif iodine. Dalam jumlah yang cukup, radioaktif iodine bisa merusak sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Dampak radioaktif iodine bisa dikurangi dengan mengonsumsi potassium iodide.
4. Aliran darah
Ketika seseorang terkena radiasi nuklir sekitar 100 rad, produksi sel darah putih akan berkurang sehingga orang tersebut akan rentan terkena infeksi. Dampak ini sering disebut sebagai penyakit radiasi ringan (mild radiation sickness). Gejala awalnya mirip dengan flu dan seringkali tidak terlihat kecuali jika dilakukan tes darah. Data dari penduduk Hiroshima dan Nagasaki, yang dibom atom pada masa Perang Dunia II, menunjukkan gejala-gejala ini bertahan selama sepuluh tahun dan dalam jangka panjang menimbulkan risiko leukemia (kanker darah) dan lymphoma.
(Baca: Mahalnya Perawatan Medis Penyakit Kritis Paling Mematikan di Indonesia)
5. Jantung
Dampak intens radioaktif sebesar 1.000-5.000 rad bisa langsung menyumbat pembuluh darat sehingga terjadi gagal jantung dan bisa berdampak pada kematian.
6. Organ pencernaan
Kerusakan organ pencernaan yang disebabkan oleh radiasi nuklir sebesar 200 rad atau lebih bisa menimbulkan mual, muntah darah, dan diare. Radiasi ini menghancurkan sel-sel di dalam tubuh, termasuk sel darah, organ pencernaan, reproduksi, serta mengancam DNA dan RNA dari sel yang mampu bertahan.
7. Organ reproduksi
Sel-sel organ reproduksi membelah diri dengan cepat sehingga radiasi nuklir sebesar 200 rad pun bisa membahayakan sel-sel ini. Dalam jangka panjang, radiasi bisa menyebabkan seseorang menjadi mandul.
(Baca: Mengenal Kanker Getah Bening yang Diderita Ria Irawan)