Presiden Joko Widodo berkomunikasi melalui telepon dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Selasa (11/2) malam. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyatakan siap memberikan bantuan kepada Tiongkok untuk mempercepat penanganan wabah virus corona di negara tersebut.
"Saya bilang Indonesia siap untuk memberikan bantuan," kata Jokowi Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/2).
Ia juga menyampaikan duka cita atas musibah yang dialami Negara Tembok Raksasa itu dan meyakini pemerintah Tiongkok mampu mengatasi wabah tersebut dalam waktu dekat.
"Saya sampaikan bahwa Indonesia yakin Tiongkok bisa selesaikan masalah virus corona dalam waktu secepat-cepatnya," kata Jokowi.
Adapun mengutip Xinhua, Xi dalam sambungan telepon tersebut meyakinkan Jokowi bahwa Tiongkok memiliki kemampuan dan keyakinan untuk menang melawan wabah yang berpusat di Wuhan itu. Xi juga meyakinkan Tiongkok akan mencapai kemakmuran lebih besar setelah mengatasi wabah ini.
(Baca: 68 dari 70 Orang Terduga Virus Corona di Indonesia Dinyatakan Negatif)
Ia juga mengapresiasi dukungan Indonesia terhadap Tiongkok pada masa-masa sulit ini dan berharap kedua negara tetap dapat bekerja sama dengan baik di segalah bidang.
Virus corona Covid-19 hingga kini telah menewaskan 1.110 orang di daratan Tiongkok. Total kasus infeksi virus tersebut mencapai 44.200. Virus ini juga telah menjalar ke 27 negara di luar Tiongkok.
Jumlah korban meninggal dunia dan yang terinfeksi virus corona Covid-19 telah melebihi korban SARS. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2002-2003 lalu, SARS membunuh 774 orang dan 8.100 orang lainnya menderita sakit di 26 negara.
Dampak wabah virus corona pun diperkirakan bakal memperlambat perekonomian Tiongkok. Wakil Ketua Institut Nasional untuk Keuangan dan Pembangunan Zeng Gang menyebut para peneliti dengan berbagai asumsi skenario yang berbeda memperkirakan dampak virus corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi Tiongkok berkisar 0,2% hingga 1% pada tahun ini.
(Baca: Korban Meninggal 1.110 Orang, Virus Corona Punya Nama Baru Covid-19)
Namun, jika pembatasan penyebaran epidemi tersebut tepat waktu dan efektif, maka tren pertumbuhan jangka panjang diperkirakan tak akan terpengaruh.
"Dalam jangka pendek, dampak epidemi pada aktivitas ekonomi tidak dapat diabaikan terutama pada industri tersier dan perusahaan kecil dengan arus kas yang ketat akan menghadapi tekanan yang lebih besar," kata Zeng.
Lembaga pemeringkat global, Standard and Poors (S&P) sebelumnya juga menurunkan proyeksi pertumbuhan Tiongkok pada tahun ini dari sebelumnya 5,7% menjadi 5%. Wabah virus corona diperkirakan membuat perekonomian Negara Tembok Raksasa ini melambat dari posisi tahun lalu sebesar 6,1%.
Menurut lembaga tersebut, dampak wabah virus corona terhadap ekonomi Tiongkok akan sangat terasa pada kuartal pertama tahun ini. Sedangkan pemulihan ekonomi bakal terjadi pada kuartal ketiga tahun ini.
(Baca: Ada Virus Corona, Bagaimana Nasib Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini?)
Melambatnya perekonomian Tiongkok pun bakal berdampak ke Indonesia. Sekertaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan ekonomi Indonesia berpotensi melambat 0,3% akibat wabah virus corona.
"Kalau dihitung berdasarkan realisasi 2019 yang hanya 5,02% lalu dikurangi 0,3% jadi hanya 4,9%," kata dia saat menghadiri diskusi bertajuk 'Ancaman Virus Corona Bagi Ekonomi Indonesia' di Jakarta, Rabu (12/2).
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah berupaya untuk mempercepat implementasi aturan omnibus law cipta lapangan kerja. Aturan ini diharapkan mampu menutup perlambatan ekonomi akibat dampak wabah tersebut.
"Kami ingin set off dengan omnibus law ini, diharapkan selesai secepatnya RUU cipta lapangan kerja ini," kata dia.