Arab Saudi Kucurkan Rp 1,4 Triliun Kembangkan Dompet Digital Petani RI

ANTARA FOTO/Saiful Bahri
Petani bibit cabai rawit siap tanam di Desa Penaguan, Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (28/1/2020). Pemerintah Arab Saudi (10/2) akan kucurkan Rp 1,4 triliun ke petani dan nelayan RI untuk kembangkan dompet digital berbasis syariah.
10/2/2020, 15.14 WIB

Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi melakukan kerja sama pengembangan digitalisasi rantai pasok pangan dengan sistem dompet elektronik (e-wallet) berbasis syariah. Hal tersebut dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Indonesia Mecca Tower dengan PT Bayarind Artha Internusa di gedung Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Senin  (10/2).

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, kerja sama pengembangan digitalisasi ini menyasar pada 350 kelompok petani dan nelayan. “Nilainya (investasi) Rp 1,45 triliun,” kata Suharso.

(Baca: Bulog Ekspor Beras Kemasan 250 Gram ke Arab Saudi Pekan Depan)

Dengan kerja sama ini, Suharso berharap ada kemudahan bagi petani dan nelayan membeli kebutuhan sehari-hari dan keperluan produksi lewat e-wallet. Dia mengatakan petani dan nelayan nantinya bisa membeli kebutuhannya tanpa menunggu pendapatan dari hasil panen dan tangkap mereka. 

Selain itu, kerja sama ini akan mampu mendorong petani dan nelayan Indonesia merambah tahap komersialisasi hasil budidaya (off farm). Sebab, program ini bakal memberikan akses pasar bagi petani dan nelayan.

Menurut Suharso, ada 1.209 klaster produksi di pertanian dan perikanan yang saat ini masih berfokus kepada proses produksi (on farm). Hal tersebut terjadi karena mereka belum terintegrasi dengan akses pasar.

“Kami berharap kerja sama ini memberikan dampak positif bagi pembangunan pertanian dan perikanan secara luas serta memperkuat keuangan inklusif,” kata Suharso.

(Baca: Unicorn Minim Suntikan, Investasi ke Startup Indonesia Anjlok 40,3%)

Lebih lanjut, Suharso berharap kerja sama ini bisa meningkatkan pendapatan petani rata-rata 5% per tahun yang menjadi target Proyek Prioritas Strategis dalam RPJMN 2020-2024.

Tak hanya petani, ia juga berharap kerja sama ini bisa meningkatkan pendapatan nelayan rata-rata 10% per tahun. “Serta produktivitas komoditas 5% per tahun,” kata Suharso.

Reporter: Dimas Jarot Bayu