Jakarta Banjir Lagi, Anies Minta Warga Antisipasi Curah Hujan Ekstrem

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo (kanan) saat meninjau pintu air Manggarai, Jakarta, Kamis (2/1/2020).
9/2/2020, 12.47 WIB

Sejumlah wilayah di Jakarta sempat kembali dilanda banjir, setelah hujan mengguyur pada Jumat (7/2) malam hingga Sabtu (8/2) siang. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga terus mengantisipasi kemungkinan banjir seiring curah hujan ekstrem.

“Semua petugas bersiap dan kami berharap seluruh masyarakat mengantisipasi karena curah hujan ekstrem,” kata dia di Jakarta, Minggu (9/2).

Ia menjelaskan, Jakarta mengalami curah hujan ekstrem pada Sabtu (8/2) dini hari. Curah hujan mencapai 244 milimeter/jam. Ia mengatakan, curah hujan disebut lebat bila di antara 50-100 mm/jam, sangat lebat bila 100-150 mm/jam, dan ekstrem bila di atas 150 mm.

(Baca: BMKG: Potensi Banjir Bulan Ini Tak Sebesar Januari Lalu)

Merespons kondisi tersebut, petugas dan maupun alat disiagakan di tempat-tempat yang terjadi hujan intensif. Pompa air, kata dia, disiagakan khususnya di lokasi-lokasi yang tidak memiliki saluran air.

Selain imbas hujan ekstrem, ia mengatakan, Jakarta sebagai wilayah pesisir menerima air dengan volume yang cukup besar imbas curah hujan tinggi di kawasan hulu. Petugas pun dalam posisi siaga seiring peningkatan status kesiagaan di bendung Katulampa. “Alhamdulillah kemarin sudah sampai puncaknya dan lewat hingga terkendali dengan baik,” ujarnya.

Data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Sabtu (8/2) Pukul 18.00 WIB, banjir dengan ketinggian antara 10 centimeter hingga 1 meter terjadi di Jakarta Pusat (4 RW), Jakarta Utara (24 RW), Jakarta Barat (9 RW), Jakarta Selatan (12 RW), dan Jakarta Timur (50 RW).

Sedangkan pada Minggu (9/2) Pukul 06.00 WIB, banjir dilaporkan tersisa di Jakarta Timur (13 RW). Sedangkan wilayah lainnya telah surut dan selesai ditangani Dinas Sumber Daya Air dan Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) Kelurahan.

(Baca: BNPB: Terjadi 297 Bencana Sepanjang Januari, 93 Orang Meninggal)

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo mengatakan, ketinggian air di 13 RW di Jakarta Timur tersebut sekitar 10-20 centimeter dan 60-90 centimeter. “Penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi dan meluapnya Kali Ciliwung, Kali Sunter, Kali Buaran, dan Kali Jati Kramat,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (9/2).

Penanganan yang telah dilakukan yaitu pengerahan pompa air oleh Dinas Sumber Daya Air, dibantu oleh PPSU. Selain itu, BPBD menyiapkan bantuan kebutuhan pokok, seperti air mineral, tikar, terpal, matras, biskuit, selimut, peralatan mandi, hingga perlengkapan anak-anak.

Saat ini, terdapat delapan lokasi pengungsian di Jakarta Timur. Sejumlah warga di kawasan lainnya masih mengungsi kendati banjir sudah surut. Penyebabnya, warga masih menunggu pembersihan lokasi pascabanjir. Di Jakarta Utara, terdapat satu lokasi pengungsian, dan di Jakarta Selatan, terdapat dua lokasi pengungsian.

Reporter: Rizky Alika