100 Hari Jokowi-Ma'ruf, Kementerian Agama Dinilai Berkinerja Terburuk

ANTARA FOTO/Reno Esnir
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi (tengah) didampingi jajarannya, mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VIII DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11).
Editor: Sorta Tobing
8/2/2020, 14.45 WIB

Dalam 100 hari kabinet Jokowi-Ma'ruf, ada lima kementerian yang dinilai memiliki prestasi terburuk. Peringkat pertama adalah Kementerian Agama. Posisi berikutnya, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Sosial, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Faktor yang membuat nilai lima kementerian itu buruk adalah isu korupsi (31%), membuat gaduh (18%), menterinya politikus (11%) dan memiliki rekam jejak buruk (10%). Sisanya adalah tidak dikenal (15%) dan faktor lainnya (15%).

Penilaian itu berdasarkan hasil survei Indonesia Political Opinion di lapangan pada 10 sampai 13 Januari 2020 terhadap 1.600 responden di seluruh Indonesia. “Lima kementerian tersebut dianggap paling tidak produktif oleh publik,” ucap Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah di Jakarta, Sabtu (8/2).

Meskipun baru berjalan 100 hari, sebanyak 42% responden setuju perlu adanya pergantian kabinet atau reshuffle. Selanjutnya, 36% responden mengatakan tidak perlu melakukan reshuffle, dan 22% lainnya tidak menyatakan pendapat. 

(Baca: Jokowi Tegaskan Tak Ada Target 100 Hari Kerja di Periode Kedua)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur