Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat permintaan masker di Natuna, Kepulauan Riau mencapai 5.000 lembar per hari. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan, data tersebut diperoleh dari Puskesmas dan tempat penjualan masker di daerah tersebut.
"Yang dibutuhkan 5 ribu per hari dan sekarang manajemen semakin baik dalam konteks distribusi logistik," kata Anung di kantornya, Jakarta, Selasa (6/2).
Untuk memastikan permintaan terpenuhi, Kemenkes akan mendistribusikan 70 ribu masker, esok. Sebelumnya, Natuna telah menerima 30 ribu masker dari Kemenkes. Adapun untuk obat-obatan disebut tidak ada kekurangan. Pelayanan obat untuk warga negara serta TNI masih bisa terpenuhi dengan baik.
(Baca: Dua Jenis Masker Wajah untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona)
Seperti diketahui, Natuna merupakan lokasi observasi untuk 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi pemerintah dari Wuhan, Tiongkok. Warga setempat yang khawatir akan penyebaran virus corona, sempat melakukan aksi protes atas pemilihan Natuna sebagai tempat observasi ratusan WNI tersebut.
Beberapa waktu lalu, perwakilan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat Natuna pun bertemu dengan Menteri Politik, Hukum, dan HAM Mahfud MD, serta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk mendapatkan penjelasan seputar alasan pemilihan Natuna dan jaminan keselamatan.
Pemerintah beralasan Pangkalan Militer Natuna dipilih sebagai lokasi karantina karena memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola TNI. Pangkalan ini juga memiliki mess atau asrama yang mampu menampung hingga 300 orang dengan fasilitas dapur lapangan dan tempat untuk mandi cuci kakus atau MCK yang memadai.
(Baca: Pemerintah Klaim Indonesia Punya Alat Pendeteksi Virus Corona)
Landasan pacu pesawat juga tak jauh dari lokasi tersebut sehingga memudahkan untuk proses evakuasi yang cepat. Lokasi Pangkalan Militer juga cukup jauh yakni sekitar 6 kilometer (km) dari pemukiman penduduk. Selain itu, terdapat dermaga dalam jarak 5 km dari lokasi.
Mahfud menjamin proses evakuasi dan karantina WNI dilakukan dengan aman. Menteri Terawan berkantor di Natuna untuk mengawal proses tersebut.