Dibantu OPEC, Harga Minyak Naik Tipis Setelah Terimbas Virus Corona

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Kilang Minyak Putri Tujuh milik Pertamina UP II Dumai, Riau.
29/1/2020, 09.43 WIB

Harga minyak mentah dunia naik tipis setelah anjlok selama lima hari akibat kekhawatiran pasar atas virus corona di Tiongkok. Analis menilai, penguatan ini ditopang oleh pembicaraan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang berencana mengurangi produksi.

Dikutip dari Bloomberg, pada pukul 9.25 WIB hari ini (29/1), harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 naik 0,96% ke level US$ 60,08 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 naik 0,93% menjadi US$ 53,98 per barel.

(Baca: Virus Corona Semakin Menyebar, Harga Minyak Jatuh 2% di Awal Pekan Ini)

Presiden Ritterbusch and Associates yang berbasis di Galena, Illinois, Jim Ritterbusch mengatakan, pasar menunggu laporan persediaan minyak mingguan Amerika Serikat (AS) dari American Petroleum Institute (API). Pasokannya diprediksi naik 500 ribu barel pada pekan lalu.

Di sisi lain, Arab Saudi pemimpin diskusi negara-negara OPEC terkait upaya menahan laju penurunan harga minyak dunia. Sebab, virus corona membuat pasar khawatir permintaan minyak dari Tiongkok bakal menurun, sehingga harganya terus anjlok.

Para pejabat OPEC mulai mempertimbangkan opsi memperpanjang pengurangan produksi minyak dari semula Maret, menjadi hingga Juni. Bahkan, mereka membuka peluang mengurangi pasokan lebih dalam lagi jika permintaan dari Tiongkok anjlok.

(Baca: Sri Mulyani Pesimistis Target Lifting Migas Tahun Ini Tercapai)

Padahal, OPEC dan Rusia sudah mengurangi pasokan minyak 1,7 juta barel per hari (bpd) dan akan berlangsung hingga akhir Maret. Langkah itu ditempuh untuk menahan penurunan harga minyak dunia.

Selain terbantu oleh OPEC, harga minyak dunia naik tipis setelah kepanikan pasar atas isu virus corona berkurang. Hal itu tecermin dari bursa saham AS yang mulai bergerak ke zona hijau.

"Sebagian besar kenaikan harga minyak hari ini mencerminkan dampak dari rebound yang kuat di pasar ekuitas,"kata Jim dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (29/1).]

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,4% pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat atau 21:30 WIB. Begitu juga dengan indeks Nasdaq naik 0,54% ke 9.189,3 dan S&P 500 menguat 0,36% ke 3.255,96.

"Bursa mencoba untuk stabil dan berbalik menguat,” kata Founder Vital Knowledge Adam Crisafulli. Meski begitu, penguatan Wall Street ini minim sentimen.

Pada Senin (27/1) lalu, aksi jual di Wall Street menjadi yang terbesar dalam tiga bulan terakhir. Indeks S&P 500 terkoreksi 1%, dan Dow Jones melemah lebih dari 450 poin. Sedangkan Nasdaq mengalami penurunan terbesar sejak Agustus 2019.