TVRI Beli Hak Siar Liga Inggris, Helmy Yahya: Liga Indonesia Mahal

ANTARA FOTO/Reuters-Hannah Mckay
Liga Inggris Manchester United vs Southampton. Helmy Yahya mengungkapkan TVRI membeli hak siar Liga Inggris lantaran harganya yang lebih murah dari Liga 1 Indonesia.
Penulis: Rizky Alika
28/1/2020, 20.55 WIB

Mantan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya mengatakan bahwa harga hak siar Liga Indonesia, Liga 1, jauh lebih mahal dibandingkan Liga Primer Inggris. Hal tersebut menjadi salah satu alasan TVRI membeli hak siar Liga Primer Inggris.

"Kalau ditanya kenapa tidak beli Liga Indonesia, karena harganya 4 - 5 kali lipat Liga Primer Inggris," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (28/1).

Menurutnya, TVRI mendapatkan hak siar Liga Primer Inggris dengan harga yang sangat murah, yaitu sebesar US$ 2 juta atau Rp 28 miliar. Padahal, harga hak siar Liga Premier Inggris sebesar US$ 3 juta. Adapun, biaya sebesar US$ 1 juta ditanggung oleh pihak sponsor.

(Baca: Dipecat dari Dirut, Helmy Yahya Tuntut Dewan Pengawas TVRI ke PTUN)

Dengan harga tersebut, TVRI mendapatkan 76 pertandingan serta preview, highlight, dan aftermatch selama 1 jam setelah pertandingan. Helmy menilai, TVRI memerlukan killer content guna menarik minat penonton untuk menonton program TVRI lainnya. "Liga inggris adalah showcase, sebuah etalase agar orang mau masuk dan melihat program kami lainnya," ujar dia.

Dia pun mengatakan, anggaran hak siar liga Inggris tersebut bisa menggunakan anggaran TVRI yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menurutnya, anggaran PNBP TVRI mencapai Rp 150 miliar. "Kalau hanya akan bayar Liga Inggris seharga US$ 2 juta atau Rp 28 miliar kecil, itu pasti kami bisa bayar," ujar dia.

Pembelian hak siar Liga Primer Inggris oleh Helmy sebelumnya dipersoalkan oleh Dewas TVRI. Menurut Dewas, pembelian hak siar Liga Primer Inggris berpotensi menimbulkan gagar bayar alias utang. Bahkan, Dewas beranggapan bahwa potensi gagal bayar tersebut mirip dengan masalah keuangan yang menjerat PT Asuransi Jiwasraya.

(Baca: Helmy Dipecat, Direksi TVRI Ungkap Kronologi Konflik dengan Dewas)

Namun dalam kesempatan tersebut, Helmy juga menampik anggapan TVRI berpotensi gagal bayar seperti PT Asuransi Jiwasraya. Menurutnya, perbandingan tersebut sangat berbeda. "Jiwasraya itu gagal bayar, kami tunda bayar," ujarnya.

Tak hanya itu, Dewas beranggapan bahwa penayangan Liga Primer Inggris tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Pasalnya, Dewas menilai TVRI harusnya memberikan tayangan-tayangan edukatif yang memiliki nilai-nilai ke-Indonesia-an.

"Tupoksi TVRI sesuai visi misi TVRI adalah televisi publik. Kami bukan swasta. Jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri media pemersatu bangsa," ujar Ketua Dewas TVRI Arief Hidayat Thamrin.

(Baca: Direksi TVRI Bela Helmy Yahya: Dewas Tahu Soal Pembelian Liga Inggris)

Reporter: Rizky Alika