Korban Virus Corona Bertambah, Harga Minyak Dunia Melemah Lagi

Katadata
Ilustrasi, kilang minyak.
28/1/2020, 09.04 WIB

Korban meninggal dunia akibat virus corona bertambah menjadi 82 orang pada pagi hari ini (28/1). Hal itu membuat pasar semakin khawatir, sehingga harga minyak kembali melemah hingga 0,44%.

Padahal, harga minyak mentah dunia anjlok 2% kemarin (27/1) ke posisi terendah dalam tiga bulan terakhir. Pasar khawatir, virus tersebat membuat perekonomian Tiongkok tertekan sehingga permintaan minyaknya melambat.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (28/1), pukul 09.02 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 turun 0,44% ke level US$ 59,06 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 melemah 0,38% menjadi US$ 52,94 per barel.

(Baca: Virus Corona Semakin Menyebar, Harga Minyak Jatuh 2% di Awal Pekan Ini)

Bukan hanya harga minyak, virus corona berpengaruh terhadap penurunan bursa saham di Asia. Sebab, para investor memindahkan dananya ke instrumen investasi yang dianggap lebih aman (safe haven) seperti emas, yen Jepang, dan Treasury note.

"Hal ini begitu sulit bagi harga minyak, karena permintaan bisa turun tajam, setidaknya untuk sementara waktu," kata Mitra di Again Capital LLC yang berbasis di New York, John Kilduff dikutip dari Reuters, hari ini (28/).

RBC Capital Markets dalam laporannya menyebutkan, semakin banyak kota di Tiongkok yang ditutup dan penerbangan dibatalkan, maka akan berpengaruh terhadap permintaan minyak global.

Untuk menahan laju penurunan harga, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) secara de-facto mengatakan kelompok tersebut akan menanggapi setiap perubahan permintaan.

(Baca: Harga Minyak Merosot di Tengah Banjir Pasokan dan Wabah Virus Corona)

Sumber OPEC mengatakan, ada diskusi awal di antara negara-negara mOPEC + untuk memperpanjangan pemotongan pasokan minyak saat ini hingga lebih dari Maret. Pemangkasan pasokan minyak itu akan lebih dalam.

Hal itu dalam rangka menindaklanjuti penurunan permintaan akibat virus corona. Meskipun Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman Al-Saud optimistis virus tersebut dapat tertangani.

OPEC dan sekutunya termasuk Rusia yang dikenal sebagai OPEC+ sudah menahan pasokan selama hampir tiga tahun untuk mendorong harga minyak. Pada 1 Januari 2020, mereka sepakat produksi yang dikurangi bertambah 500 ribu barel per hari (bpd) menjadi 1,7 juta barel per hari hingga Maret.

Namun, harga minyak mentah Brent melemah hampir seperlima sejak 8 Januari lalu. Pada awal tahun ini, harga minyak sempat di atas US$ 70 per barel akibat ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Akan tetapi, hal itu berlangsung singkat.

(Baca: Pasar Khawatir Virus Corona Menyebar, Harga Minyak Kembali Tertekan )

Reporter: Verda Nano Setiawan