Bantah Dewas, Direksi TVRI Sebut Siaran Program Asing Hanya 0,06%

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Helmy Yahya dipecat dari posisinya sebagai Direktur Utama LPP TVRI karena pembelian hak siar Liga Primer Inggris yang dnilai tidak sesuai dengan visi misi TVRI.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
27/1/2020, 22.38 WIB

Direksi TVRI menyebut waktu siaran program asing yang ditayangkan di stasiun televisi publik tersebut hanyalah 478 jam per tahun. Angka itu hanya 0,06% dari jumlah waktu tayang seluruh program yang ada di TVRI sebanyak 7.847 jam per tahun.

Hal ini merespon pernyataan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI yang menyebut banyaknya program asing tak sesuai visi misi TVRI. Dewas menilai TVRI seharusnya menjadi media pemersatu bangsa dengan banyaknya program dari dalam negeri.

“Jumlah program asing yang tayang di TVRI bukanlah sefantastis seperti yang dilaporkan oleh Dewas,” kata Direktur Program dan Berita TVRI Apni Jaya Putra saat rapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/1).

Selain itu, Apni menilai masih ada 29 stasiun daerah yang menayangkan program lokal TVRI selama 4 jam setiap harinya. Jika dihitung per tahun, program lokal TVRI di stasiun daerah mencapai 43 ribu jam.

(Baca: Helmy Dipecat, Direksi TVRI Ungkap Kronologi Konflik dengan Dewas)

Adapun, Apni menyebut penayangan program asing sebenarnya mengikuti visi TVRI sebagai stasiun televisi publik berkelas dunia. TVRI, lanjutnya, berupaya membuka hubungan dengan pihak internasional, seperti Asia Pacific Broadcasting Union.

TVRI juga membuka kerja sama dengan Discovery Channel, China Media Group, Deutsche Welle, dan NHK. “Kerja sama dengan pihak asing adalah akuisisi program, pertukaran program, dan capacity building,” kata Apni.

Apni mengatakan, ada 10 negara donor yang menghibahkan programnya kepada TVRI sebanyak 140 jam siaran. Secara bersamaan, TVRI mengirimkan 20 program dokumenter dan 1.440 klip berita.

Dalam rangka pembangunan kapasitas SDM, TVRI telah mengirimkan 24 orang ke berbagai pelatihan di luar negeri. “Kemudian ada 100 orang di dalam negeri dengan in house training,” ucap Apni.

(Baca: Direksi TVRI Bela Helmy Yahya: Dewas Tahu Soal Pembelian Liga Inggris)

Adapun, kerja sama dengan Discovery Channel dilakukan dengan pembelian 200 jam program seharga US$ 800 per jam atau Rp 12 juta selama 2019. Pada 2020, total program yang dibeli dari Discovery Channel hanya 100 jam. Sementara, Discovery Channel bersedia mendistribusikan program terbaik TVRI. “Termasuk kerja sama produksi,” katanya.

Tak hanya itu, Apni menyebut program asing juga berkontribusi pada pengurangan nilai jam siaran ulang (re-run) di TVRI. Jika siaran ulang pada 2017 sebanyak 55%, maka angkanya berkurang menjadi 47% pada 2018.

Pada 2019, jumlah siaran ulang di TVRI turun menjadi 45%. Meski demikian, Apni menyebut angka tersebut masih tinggi jika melihat stasiun televisi lainnya yang jumlah siaran ulangnya hanya 10 - 20%. “Ini karena kemampuan penganggaran program TVRI hanya 1/10 televisi swasta,” kata dia.

(Baca: Dewan Direksi TVRI Bela Helmy Yahya, Sebut Pemecatan Janggal)

Reporter: Dimas Jarot Bayu