Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan Pertamina tidak perlu membeli hak partisipasi Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan untuk investasi di blok tersebut. Menurut Arifin, perusahaan migas pelat merah bisa memulai transisi sebelum alih kelola pada tahun depan.
Arifin bahkan menyebut Pertamina dapat memulai pengeboran di Blok Rokan pada bulan ini. "Pertamina bisa masuk dulu. Siapa yang harus beli PI?," ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (24/1).
Arifin berharap Pertamina minimal mengebor 20 sumur di blok tersebut pada tahun ini. Dengan begitu, produksi minyak Blok Rokan tetap terjaga.
(Baca: Pertamina Berencana Beli Hak Partisipasi Chevron di Blok Rokan)
Sekretaris Perusahaan Pertamina Tajudin Noor sebelumnya menyatakan Pertamina berniat membeli hak partisipasi Chevron di Blok Rokan. Padahal, kontrak Chevron akan berakhir pada tahun depan dan diambil alih Pertamina.
Dia beralasan pembelian hak partisipasi tersebut bakal memudahkan langkah Pertamina berinvestasi di Blok Rokan. Sebab, secara hukum perusahaan pelat merah tersebut baru dapat masuk ketika kontrak Chevron berakhir pada 2021.
"Keuntungannya jika Pertamina ada di dalam sebelum hand over, kami bisa mengetahui secara mendalam tentang permasalahan yang ada, bisa men-drive investasi apa saja yang dibutuhkan, serta langkah-langkah strategis apa yang kami siapkan termasuk pendanaan," kata Tajudin ke Katadata.co.id pada Kamis (23/1).
Dengan begitu, Pertamina dapat meningkatkan produksi Blok Rokan. Pasalnya, Blok Rokan yang tergolong blok migas uzur memiliki tingkat penurunan produksi yang cukup besar.
Adapun menurut Tajudin, pihaknya juga telah mengajukan rencana pembelian hak partisipasi Blok Rokan kepada Chevron. Namun, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut belum memberikan respon.
(Baca: Chevron Merugi Rp 23 Miliar Akibat Pencurian Minyak Mentah Blok Rokan)