Jokowi Minta Masyarakat Waspadai Penyebaran Virus Corona

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Ilustrasi, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menunjukan monitor alat deteksi suhu tubuh atau "thermoscan" di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2020).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
24/1/2020, 17.34 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan beberapa langkah pencegahan virus corona masuk ke Tanah Air, salah satunya menyediakan pemindai. Meski begitu, ia meminta masyarakat Indonesia mewaspadai penyebaran virus tersebut.

Jokowi juga sudah memerintahkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk mengawasi kemungkinan masuknya penyakit tersebut secara detail.  "Yang terpenting kita waspada, hati-hati," kata dia di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/1).

Salah satu langkah preventif yakni dengan menyiapkan pemindai di titik-titik kedatangan warga dari luar negeri ke Indonesia. Pemindai itu akan memeriksa apakah mereka terjangkit virus corona.

"Kami sudah siap mengecek siapapun yang diperkirakan kemungkinan besar terjangkit," ujar Jokowi. Hingga saat ini, ia mencatat belum ada warga yang tertular virus corona di Indonesia. "Semoga seterusnya tidak ada,”

(Baca: Cegah Virus Corona Masuk, Kemenhub Larang Maskapai RI Terbang ke Wuhan)

Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan, pemerintah belum memberikan peringatan perjalanan bagi warga negara Indonesia (WNI) yang ingin ke Tiongkok. Walau demikian, ia juga meminta mereka tetap berhati-hati terhadap virus corona.

Moeldoko meyakini WNI yang berada di Tiongkok saat ini bisa mengantisipasi penyakit tersebut. "Intinya kan semua dari masyarakat Indonesia yang ada di sana, pasti bisa antisipasi dengan baik," kata Moeldoko.

Virus corona merupakan penyakit baru yang awalnya terdeteksi di Wuhan, Tiongkok. Virus itu telah menyebar ke 25 provinsi/kota setingkat provinsi di Negeri Tirai Bambu. Bahkan sudah menyebar ke beberapa negara lain, seperti Thailand, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat. 

(Baca: Kendalikan Wabah Virus Corona, Tiongkok Kucurkan Anggaran Rp 2 T)

Hingga Kamis (23/1) malam, penyebaran virus yang diduga berasal dari ular dan kelelawar itu menyebabkan 617 orang menderita radang paru-paru (pneumonia) berat. Sebanyak 17 di antaranya meninggal dunia akibat virus tersebut.  

Karena itu, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk menutup akses Wuhan ke wilayah lainnya. Otoritas setempat mengatakan, seluruh layanan transportasi publik seperti kereta, bus, dan kapal feri telah ditutup. 

Begitu pula penerbangan domestik dan internasional disetop sejak pukul 10.00 waktu setempat. Tak hanya itu, otoritas setempat menutup akses jalan tol dari dan menuju ibu kota Provinsi Hubei itu.

Mereka juga memerintahkan 11 juta penduduk Wuhan tidak meninggalkan kota. “Untuk menghentikan penyebaran virus dan menjamin keselamatan masyarakat,” demikian bunyi pemberitahuan pemerintah setempat yang dilansir dari Xinhua, Kamis (23/1).

(Baca: Tinjau Lokasi, Menkes Sebut Tak Ada Dugaan Virus Corona di Gedung BRI )

Reporter: Dimas Jarot Bayu