Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif meminta Pemda Bojonegoro dapat segera mengeluarkan rekomendasi terkait analisis mengenai dampak lingkungan atau amdal terkait peningkatan kapasitas produksi di Blok Cepu.
"Kami harapkan amdal ini segera dikeluarkan. Untuk itu kami akan melakukan komunikasi dengan pemda," ujar Arifin saat ditemui di Jakarta, Jumat (17/1).
Menurut Arifin, persetujuan amdal di Blok Cepu penting untuk meningkatkan produksi lifiting minyak nasional. Apalagi, produksi minyak nasional dalam beberapa tahun terakhir turun secara signifikan.
Adapun persetujuan tersebut masih membutuhkan rekomendasi pemda. "Kami sedang minta daerah agar bisa fleksibel," kata Arifin.
(Baca: Revisi Amdal Blok Cepu Terganjal Persetujuan Pemda)
Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto sebelumnya juga mengimbau agar revisi amdal oleh ExxonMobil di Blok Cepu segera disetujui oleh pemda. Pasalnya, peningkatan produksi di Blok Cepu sangat penting bagi keberlangsungan lifting minyak nasional.
"Imbauan untuk Pemda, jadikanlah bahwa Pemda itu yang menyiapkan karpet merah untuk investor. Kok kita mau meningkatkan lifting tetapi kita malah mempersulit izin, logikanya dimana?," ujar Sugeng saat ditemui di Komisi VII Gedung DPR, Kamis (16/1).
(Baca: Produksi Blok Cepu dalam 14 Tahun Setara POD, Jumlahnya 357 Juta Barel)
ExxonMobil sejak tahun lalu telah mengajukan revisi amdal untuk meningkatkan kapasitas produksi Blok Cepu menjadi di kisaran 225-230 ribu barel minyak per hari atau BOPD.
Produksi Blok Cepu saat ini memang menjadi andalan produksi lifting minyak nasional, apalagi Lapangan Kedung Keris pada akhir tahun lalu dapat menambah produksi di blok migas tersebut sebesar 10 ribu bopd.
Adapun rata-rata produksi Blok Cepu hingga September 2019 berkisar 216 ribu bopd. Dengan tambahan produksi Lapangan Kedung Keris, produksi Blok Cepu akhir tahun lalu diperkirakanberada di atas kapasitasnya sebesar 220 ribu bopd.