Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI Laksamana Madya TNI Yudo Margono menyatakan kapal Tiongkok masih bertahan di Laut Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) hingga Minggu (5/1). TNI pun menambah kekuatan untuk mengusir kapal-kapal tersebut.
Yudo menegaskan TNI sudah menggelar operasi dengan menurunkan dua unsur KRI guna mengusir kapal asing tersebut keluar dari Laut Natuna. TNI juga telah memperingatkan secara persuasif kapal China yang menerobos sekaligus menangkap ikan secara ilegal di Laut Natuna.
"Kami gencar berkomunikasi secara aktif dengan kapal penjaga pantai Tiongkok agar dengan sendirinya segera meninggalkan perairan tersebut," kata Yudo dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AL di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
(Baca: Natuna: Heroisme Sporadis versus Pengurusan Efektif)
Operasi tersebut, menurut Yudo, bakal terus dilaksanakan sampai kapal Tiongkok betul-betul pergi dari wilayah maritim Indonesia. Jika tetap bertahan, TNI akan menerjunkan armada tambahan.
"Besok akan kami gerakkan empat unsur KRI lagi untuk mengusir kapal-kapal itu," katanya.
Di sisi lain, kapal-kapal Tiongkok bersikukuh menangkap ikan secara legal karena berada dalam jarak sekitar 130 mil dari perairan Ranai, Natuna. "Mereka didampingi dua kapal penjaga pantai dan satu kapal pengawas perikanan Tiongkok," kata Yudo
Berdasarkan pantauan TNI pada saat ini yang terdeteksi memasuki Laut Natuna hanya kapal nelayan China. Kapal nelayan dari negara lain, seperti Vietnam, tidak berani lagi masuk ke zona tersebut.
"Kapala nelayan Vietnam sudah banyak kami tangkap, jadi mereka tidak berani lagi," kata Yudo.
(Baca: Diklaim Cina, Bupati Dukung Pemerintah Unjuk Kekuatan di Laut Natuna)