Status Darurat Bencana Berlaku jika Pemprov DKI Tak Bisa Atasi Banjir

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Ilustrasi, sejumlah remaja membantu evakuasi warga terdampak banjir di kawasan Pondok Randu, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020). Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memantau upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi banjir.
2/1/2020, 21.13 WIB

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bakal menetapkan status darurat bencana di ibu kota jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak sanggup menangani banjir. Pemerintah terus memantau upaya penanganan banjir yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

"Belum ada penetapan status, itu sangat tergantung pada Pemerintah DKI. Kalau pemerintah sanggup mengatasi, saya kira tidak perlu ada status darurat bencana," kata Muhadjir usai melakukan pemantauan di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (2/1).

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta telah menangani korban dengan baik. Salah satu upayanya dengan mengizinkan sekolah-sekolah dijadikan tempat pengungsian. "Itu fasilitas umum yang bisa dipakai masyararakat tidak perlu izin," kata dia.

Muhadjir menambahkan, musibah banjir yang melanda ibu kota begitu menyita perhatian lantaran terjadi di tengah euforia pergantian tahun sehingga masyarakat lengah dalam mengantisipasi hal itu. Ditambah lagi dengan adanya anomali musim kemarau sehingga puncak curah hujan bergeser ke awal tahun ini.

"Semacam siklus 25 tahunan sehingga ini kejadian yang sangat ekstrim kalau kemudian menciptakan dampak yang sangat meluas," ujarnya.

(Baca: Muhadjir Effendy: Banjir Jabodetabek karena Anomali Musim Kamarau)

Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kondisi banjir mulai terkendali. Jumlah pengungsi di Jakarta pun berangsur-angsur kembali ke rumah. 

Menurut catatan Anies, terdapat lima ribu warga yang masih bertahan di pengungsian. Sedangkan jumlah pengungsi pada hari kemarin bisa mencapai 19 ribu orang.

"Pengungsi karena banjir berbeda dengan gempa, kalau gempa rumahnya rusak ini permanen tinggal di pengungsian. Kalau banjir rumahnya tidak bisa digunakan karena ada air," kata Anies.

Selain itu, ketinggian air sudah mulai turun. Seperti ketinggian air di Pintu Air Manggarai pada pukul 16.00 WIB sudah turun menjadi  750 centimeter. Kondisi itu sudah lebih baik dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 900 cm. 

"Normalnya di musim hujan itu 600 cm. Kemarin 600-900 cm, tambah tiga meter di Pintu Air Manggarai. Itu luar biasa dan sekarang sudah 750 artinya volume air hulu sudah mulai berkurang," kata Anies.

(Baca: Gubernur Anies: Pemprov DKI Siapkan Karbol untuk Bersihkan Rumah Warga)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto