Produksi Blok Cepu dalam 14 Tahun Setara POD, Jumlahnya 357 Juta Barel

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, logo ExxonMobil. ExxonMobil menyebut total jumlah produksi Lapangan Banyu Urip telah mencapai target dalam rencana pengembangan sebesar 357 juta barel.
23/12/2019, 12.24 WIB

President ExxonMobil Cepu Limited Louise Mckenzie mengatakan ‎produksi kumulatif dari Banyu Urip hingga 30 November 2019 mencapai 357 juta barel minyak. Jumlah tersebut sama dengan komitmen cadangan terproduksi dari rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) awal Blok Cepu yang dapat dicapai dalam waktu 14 tahun.

Kontrak ExxonMobil di Blok Cepu ditandatangani pada September 2005 dan berlaku selama 30 tahun. "Capaian ini telah mengakselerasi pendapatan untuk Pemerintah Indonesia dan para mitra Blok Cepu," ujar Louise dalam keterangan tertulis kepada Katadata.co.id, Senin (23/12).

Lebih lanjut Louise menyebut ExxonMobil terus berusaha meningkatkan jumlah cadangan Banyu Urip untuk dapat meningkatkan produksi Blok Cepu. Hasilnya, ExxonMobil menambah jumlah cadangan Banyu Urip dari 450 juta barel minyak pada saat pendanaan penuh (full funding) hingga mencapai 823 juta barel minyak.

(Baca: ExxonMobil Resmikan Proyek Kedung Keris, Tambah Produksi 10 Ribu BOPD)

Dengan begitu, ExxonMobil dapat memenuhi produksi lebih dari dua kali lipat dari rencana pengembangan. "Capaian ini merupakan bukti keunggulan kinerja ExxonMobil Cepu Limited dalam segi keselamatan dan keandalan operasi, kajian teknis yang mendalam, manajemen reservoir yang baik, serta efisiensi biaya," kata dia.

Rata-rata produksi Blok Cepu hingga September 2019 berkisar 216 ribu barel per hari (bopd). Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan ExxonMobil sepakat untuk meningkatkan kapasitas produksi blok tersebut hingga 235 ribu bopd pada tahun depan. Perusahaan asal Amerika Serikat itu pun sudah mengajukan revisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Biarpun begitu, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani mengatakan, jika produksi Blok Cepu digenjot semaksimal mungkin, maka plato produksi blok tersebut akan lebih pendek. "Kalau produksinya digenjot tinggi, dua tahun hingga tiga tahun akan turun," kata Fatar pada Selasa (19/11).

(Baca: ExxonMobil Tingkatkan Produksi Minyak Blok Cepu hingga 235 Ribu BOPD)

Blok Cepu memang menjadi andalan pemerintah mencapai target produksi siap jual (lifting) minyak sejak 2018. Pada semester satu tahun lalu, lifting minyak bumi dan kondesat mencapai 771 ribu bopd .

Dari jumlah itu, kontraktor migas yang berkontribusi terbesar yaitu Mobil Cepu Ltd dengan lifting  minyak mencapai 209,9 ribu bopd . Di urutan kedua Chevron Pacific Indonesia dengan lifting 207,15 ribu bopd, urutan ketiga ditempati Pertamina EP sebanyak 70 ribu bopd.

Dengan begitu, ExxonMobil yang mengelola Blok Cepu berhasil menggeser posisi Chevron Indonesia di Blok Rokan sebagai kontraktor dengan capaian lifting minyak tertinggi nasional. Pada akhir Mei 2018, lifting Blok Rokan bisa mencapai sebesar 212.316 bopd, sedangkan lifting Blok Cepu sebesar 209,2 ribu bopd . 

Reporter: Verda Nano Setiawan