PT Chevron Pacific Indonesia masih enggan membeberkan pembahasan transisi Blok Rokan dengan PT Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Padahal tahun depan SKK Migas telah menargetkan Pertamina mulai berinvestasi di blok tersebut. Namun perusahaan migas pelat merah itu belum menyepakati skema bisnis transisi dengan Chevron. Sedangkan kontrak Chevron di Blok Rokan akan berakhir pada tahun 2021.
Manager Corporate Communication Chevron Pacific Indonesia Sonitha Poernomo mengatakan Chevron, SKK Migas, dan Pertamina telah membentuk tim pengarah untuk membahas transisi. “Namun sesuai kebijakan kami tidak dapat menyampaikan informasi pertemuan dengan lebih detil," kata Sonitha kepada Katadata.co.id, Senin (16/12).
(Baca: DPR Bakal Panggil Pertamina dan Chevron Terkait Transisi Blok Rokan)
Pihak Pertamina juga belum memberikan jawaban tentang perkembangan mengenai alih kelola Blok Rokan dengan Chevron. Hingga berita ini ditulis, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu tidak menjawab pesan yang dikirimkan Katadata.co.id.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengirim surat ke Chevron dan Pertamina dalam waktu dekat. Isinya, meminta agar proses transisi Blok Rokan antara kedua perusahaan dipercepat.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto memastikan tetap mendorong proses transisi supaya berjalan mulus. "Nanti saya kirim surat ke pihak terkait (Chevron dan Pertamina) ujar Djoko pekan lalu.
(Baca: Percepat Transisi Blok Rokan, Kementerian ESDM Akan Surati Chevron)
Sedangkan SKK Migas Agustus lalu telah menargetkan kesepakatan tersebut dapat rampung pada akhir November 2019. Namun Kepala SKK Migas Dwi Soetjpto belum bisa merinci berapa jumlah sumur yang bakal dibor oleh Pertamina.
"Mudah-mudahan awal November kami bisa input kira-kira tambahan dari Pertamina berapa mengebornya tahun depan," ujarnya.