Bertemu Luhut, JBIC Tertarik Bentuk Dana Abadi untuk Infrastruktur

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
2/12/2019, 20.51 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Gubernur JBIC Tadashi Maeda di kantornya, Jakarta, Senin (2/12). Luhut mengatakan, pertemuan tersebut membahas rencana JBIC membentuk dana abadi (sovereign wealth fund/SWF) untuk membiayai berbagai proyek pembangunan di Indonesia.

SWF merupakan lembaga finansial yang dimiliki oleh negara untuk mengumpulkan dana publik dan menginvestasikannya ke aset-aset yang lebih luas dan beragam. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan pengembalian keuntungan yang lebih besar.

"Tadi kita bertemu untuk sovereign wealth fund. Jadi finalisasi dan saya kira bagus sekali," kata Luhut.

(Baca: JBIC Tawarkan Sejumlah Skema Kerja Sama Proyek Infrastruktur)

Lewat SWF dari JBIC, Luhut menilai dana investasi yang akan masuk ke Indonesia bisa mencapai puluhan miliar dollar Amerika Serikat (AS). Menurut Luhut, JBIC tertarik menginvestasikan dana tersebut untuk program hilirisasi industri pertambangan yang saat ini dicanangkan pemerintah.

Selain itu, dana dari SWF bisa digunakan untuk pengembangan green energy. "Dia sangat tertarik dengan itu dan mengatakan ini langkah yang hebat," kata Luhut.

Menteri keuangan Sri Mulyani menambahkan, JBIC juga tertarik untuk berinvestasi di sektor perumahan dan pengembangan kota. Mereka juga ingin menanamkan modalnya untuk pengembangan Moda Raya Terpadu (MRT) di Indonesia.

(Baca: Waskita Karya Lirik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya)

"Sehingga nanti bisa kombinasikan program pembangunan di bidang perumahan dan program upgrading dari kota-kota di Indonesia, terutama yang ada di sekitar MRT," ucap Sri Mulyani.

Meski demikian, Sri Mulyani belum bisa mengungkapkan secara rinci rencana pembentukan SWF oleh JBIC untuk membiayai berbagai proyek tersebut. Sri Mulyani mengatakan, rencana ini akan dibahas kembali saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Tadashi pada Selasa (3/12).

"Nanti kami bahas lebih detil pada follow up, pada level teknisnya," kata Sri Mulyani.

(Baca: Minat Investasi Manufaktur Jepang ke Indonesia Turun)