Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan ketakutannya saat menulis pidato untuk Hari Guru Nasional tanggal 25 November lalu. Ia khawatir lantaran memasukkan opini personalnya dalam tulisan tersebut.
Pidato Nadiem itu sempat viral dan mendapat apresiasi banyak pihak. Isinya soal sulitnya kondisi mengajar di Indonesia dan ajakan pendiri Gojek itu agar guru memulai perubahan kecil dalam mengajar.
"Itu opini personal, tapi saya (bicara) sebagai Mendikbud tanpa kepastian apakah bisa membenarkan (pernyataannya)," ujar dia di Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (30/11).
(Baca: Lima Ajakan Nadiem kepada Guru untuk Ubah Cara Mengajar di Kelas)
Nadiem pun mengatakan pembenahan pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab bersama. Selain itu, dunia pengajaran perlu inovasi dan integrasi guna mewujudkan sistem yang berkelanjutan.
Namun dia belum bisa memberikan janji apapun kepada masyarakat. Ia hanya mengatakan, Kemendikbud tengah merancang suatu program besar yang melibatkan mahasiswa. Harapannya, kebijakan tersebut dapat mengajak pemuda untuk bersekolah dalam jangka waktu yang panjang.
“Kami rancang out of the box. Box-nya kami buang,” ujar dia.
(Baca: Cegah Siswa Stres, Nadiem Kaji Hapus Ujian Nasional Tahun 2021)
Nadiem dalam pidato Hari Guru mendorong para guru untuk melakukan lima perubahan kecil. Pertama, mengajak murid berdiskusi. Kedua, memberi kesempatan siswa untuk mengajar di kelas.
Ketiga, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Keempat, menemukan bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Kelima, menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.
Ia memahami, perubahan merupakan hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Namun, perubahan berawal dan berakhir dari guru. “Jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia pasti bergerak,” kata Nadiem dalam naskah pidato yang beredar tanggal 24 November lalu.