Menteri Pendikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengkaji penghapusan Ujian Nasional atau UN untuk mencegah stres pada siswa. Namun ia menyampaikan jika akhinya dihilangkan, sistem pendidikan tanpa ujian akhir baru berlaku pada tahun 2021.
Nadiem mengatakan UN masih akan dilaksanakan pada tahun depan. Sedangkan saat ini Kemendikbud masih mengevaluasi pelaksanaannya.
“Menghindari hal negatif dari sisi stres, lalu (agar tak) menghukum siswa yang mungkin kurang kuat di bidangnya,” kata Nadiem di Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (30/11).
(Baca: Nadiem Sebut SDM Indonesia Tak Produktif karena Lambat Bekerja)
Nadiem mengatakan dirinya menerima aspirasi dari guru, orang tua murid, serta murid yang ingin menghindari efek buruk UN. Dia menjelaskan pada prinsipnya perbaikan dilakukan bukan saja dengan semangat menghapus ujian akhir.
“Tapi memperbaiki esensi UN, apakah menilai prestasi murid atau prestasi sistem,” ujar pendiri Gojek itu.
Sebelumnya, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Gerindra Ali Zamroni mengkritisi wacana penghapusan UN tersebut. Menurutnya, rencana ini mengaburkan banyak persoalan yang semestinya diatasi oleh Kemendikbud.
"Contohnya soal kesejahteraan guru, nasib guru honorer, akses pendidikan, mutu kualitas pendidikan yang merata dan lain sebagainya," kata Ali, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (30/11).
(Baca: Nadiem Janji Bebaskan Guru Berinovasi dalam Mengajar )
Ali juga menginginkan Kemendikbud memberikan tolak ukur bagi siswa yang berprestasi seperti di bidang olahraga, matematika, “Penghapusan UN seperti ingin main praktis saja," ujar dia.