Dapat Tambahan Kuota, Pertamina Atasi Kelangkaan Solar Subsidi

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah truk diparkir saat menunggu pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang habis, di SPBU Solok, Sumatera Barat, Sabtu (16/11/2019). Pertamina akhirnya dapat mengatasi kelangkaan solar subsidi setelah pemerintah memberikan tambahan kuota menjadi 16 juta kiloliter.
28/11/2019, 19.01 WIB

Pertamina akhirnya mampu mengantisipasi kelangkaan BBM jenis solar subsidi setelah pemerintah memutuskan menambah kuota sebesar 1,5 juta kiloliter (KL) tahun ini. Dengan begitu, kuota solar subsidi yang tadinya hanya 14,5 juta KL menjadi 16 juta KL

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan pihaknya bakal bekerja dengan batasan kuota solar bersubdisi yang baru ditetapkan pemerintah. "Dengan begitu, kelangkaan di beberapa daerah dapat kami antisipasi. Ini angka yang akan kami jadikan dasar penyaluran bio solar pada 2019 yaitu angkanya 16 juta KL," ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII, Kamis (28/11).

Pertamina sebenarnya telah memproyeksi kuota solar subsidi bakal habis pada November 2019. Ini lantaran ada lonjakan pembelian sejak awal September 2019 khususnya di wilayah perkebunan dan pertambangan.

Selain itu, dibukanya jalur tol baik di Jawa maupun di Sumatera juga menyebabkan kebutuhan solar meningkat. "Dengan tren demand seperti itu, maka kuota 2019 akan habis di akhir November," kata Nicke.

(Baca: Kementerian ESDM Proyeksi Tambahan Solar Subsidi Tahun Ini 1,5 Juta KL)

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menambah kuota BBM jenis solar subsidi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelaksana Tugas Dirjen Migas Djoko Siswanto memproyeksi penambahan kuota solar subsidi mencapai 1,5 juta kiloliter (KL) hingga akhir tahun ini.

Dengan begitu, subsidi yang bakal dibayarkan pemerintah ke Pertamina pun akan semakin tinggi. "Katakan butuh 1,5 juta KL, subsidi kan Rp 2000 per liter, itu hanya menambah Rp 3 triliun," ujar Djoko di sela acara Pertamina Energy Forum di Jakarta, Selasa (26/11).

Selain menambah kuota solar subsidi, pemerintah juga mendorong penggunaan biodiesel 30% (B30) mulai Desember 2019. "Prinsipnya solar ada, apalagi sudah dimulainya B30, jadi kan sudah dicampur, jadi ada. Pokoknya kebutuhan masyarakat dipenuhi," kata Djoko.

Keputusan penambahan kuota diambil lantaran penyaluran solar subsidi hingga Oktober 2019 mencapai 13,3 juta KL. Sedangkan alokasi kuota solar yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 14,5 juta. Ini berarti, kuota solar subsidi hanya tersisa 1,2 juta KL hingga akhir 2019.

(Baca: Kuota Solar Subsidi Bakal Habis November, Truk Diminta Pakai BBM Umum)

Reporter: Verda Nano Setiawan