Ini Profil Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina yang Baru

ANTARA FOTO/Trisno Ardi
Wakil Menteri BUMN Kartiko Wiryoatmojo (tengah) berfoto dengan jajaran komisaris baru PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan), Komjen (Pol) Condro Kirono (paling kanan), dan Budi G Sadikin (paling kiri), serta Direktur Keuangan Pertamina yang baru Emma Sri Martini (kedua kiri) di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Penulis: Sorta Tobing
26/11/2019, 13.46 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, menunjuk Emma Sri Martini sebagai Direktur Keuangan Pertamina kemarin, Senin (25/11). Emma menggantikan Pahala N Mansyuri yang sekarang menjadi Direktur Utama BTN.

Sebelumnya, Emma menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel, posisi yang baru saja ia pegang pada Mei 2019. Perempuan kelahiran Majalengka, 22 Maret 1970, ini merupakan lulusan Sarjana Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung pada 1993.

Ia lalu melanjutkan pendidikan magisternya di Harvard Kennedy School Executive Education, Amerika Serikat, pada 2011 dengan konsentrasi bidang infrastruktur dan ekonomi pasar.

Emma bukanlah orang baru di BUMN. Ia sudah kaya pengalaman bekerja di bidang keuangan. Pada 1993 hingga 1998, ia berkarier di PT Kustodian Depositori Efek Indonesia. Saat krisis ekonomi 1998 terjadi, ia menjadi group head Badan Penyehatan Perbankan Indonesia.

(Baca: Alasan Kementerian BUMN Tunjuk Rudiantara Jadi Dirut PLN)

Lalu, pada 2002 sampai 2004 ia naik jabatan menjadi senior vice president di BPPN. Saat lembaga itu dibubarkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2004, Emma kemudian ditunjuk menjadi Direktur Keuangan dan Support PT Perusahaan Pengelola Aset.

Dalam waktu yang sama, Emma juga dilantik menjadi komisaris PT Trans Pacific Petrochemical Indotama. Kedua jabatan itu ia embang hingga 2009.

Ketika PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dibentuk tahun 2009, Emma terpilih menjadi orang nomor satu di sana alias direktur utama. Ia bekerja di bawah koordinasi Kementrian Keuangan.

Dalam kepemimpinannya, SMI berhasil mencapai laba komprehensif sebesar Rp1,73 triliun pada tahun 2018. Angka tersebut meningkat 39,51% secara year on year (yoy).

Selain itu, SMI menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menerbitkan obligasi green bond. Dana hasil penerbitan surat utang ini untuk membiayai proyek berwawasan lingkungan. Obligasi itu merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) green bond senilai Rp3 triliun dengan nilai emisi Rp 500 miliar pada tahap pertama tahun 2018.

Setelah 10 tahun duduk di posisi itu, Emma diangkat sebagai Direktur Utama Telkomsel, menggantikan Ririek Adriyansyah. Pengangkatannya ini didasarkan atas keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS) yang dihadiri pemegang saham Telkomsel pada Mei lalu.

(Baca: Menteri BUMN Angkat Jenderal Polisi Bintang 3 Jadi Komisaris Pertamina)

Dalam bekerja, Emma mempunyai prinsip life balance. Ia selalu membangun suasana kantor yang nyaman. Tujuannya, agar setiap pekerja menganggap kantor sebagai rumah kedua mereka.

Meski mengemban banyak jabatan penting, Emma ternyata menggemari K-Pop. Mengutip dari radartasikmalaya.com, hobinya ini dimulai ketika menemani putrinya menonton konser salah satu boyband Korea. Hingga kini, ia gemar menonton drama dari Negeri Ginseng itu dan hampir semua konser boyband K-Pop di Indonesia.

Penulis: Amelia Yesidora (Magang)