Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021. Pesta olahraga ini memang kalah pamor dibandingkan level seniornya, tapi bisa menjadi momen memperbaiki citra sepakbola dalam negeri.
Presiden FIFA Gianni Infantino mengeluarkan keputusan itu pada saat Council Meeting di Shanghai, Tiongkok, pada 24 Oktober lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan menyiapkan 10 stadion yang tersebar di seluruh Indonesia.
FIFA akan memilih enam stadion yang memenuhi syarat. Salah satu syaratnya adalah minimal lima lapangan latihan di sekitar stadion memiliki kualitas rumput setara stadion utama.
Kesepuluh stadion yang sedang disiapkan adalah Gelora Bung Karno di Jakarta, Wibawa Mukti di Cikarang, Pakansari di Bogor, Patriot Candrabhaga di Bekasi, dan Mandala Krida di Yogyakarta. Lalu, Manahan di Solo, Jakabaring di Palembang, Si Jalak Harupat di Bandung, Gelora Bung Tomo di Surabaya, dan I Wayan Dipta di Bali.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan pemerintah akan bekerja sama membentuk dua tim terpisah untuk menyambut acara ini. PSSI juga melibatkan negara lain yang berkomitmen membantu Indonesia, seperti Myanmar, Qatar, Bahrain, Jepang, dan Vietnam.
Sampai sekarang belum jelas berapa kebutuhan dana untuk ajang pertandingan sepak bola yang berlangsung setiap dua tahun sekali tersebut. “Bunyi rupiahnya bisa muncul awal tahun depan,” kata Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto kepada awak media beberapa waktu lalu.
(Baca: Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20 pada 2021)
Sejauh ini tiga kota sedang bersiap dengan stadionnya. Pertama, Surabaya. Pemerintah kota di Jawa Timur sudah mempersiapkan dana sebesar Rp 100 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2020.
Dari dana itu, sebanyak Rp 25 miliar untuk memperbaiki tempat latihan para atlet, yaitu Stadion Gelora 10 November dan Lapangan Karanggayam. Lalu, Rp 40 miliar untuk memperbaiki akses jalan ke Stadion Gelora Bung Tomo.
Sejumlah Rp 30 miliar akan digunakan untuk memperbaiki stadion utama. Dan sisanya untuk mengubah tribune stadion menjadi single seat.
Di Solo, Jawa Tengah, pemerintah kotanya menyiapkan lima lapangan untuk mendampingi Stadion Manahan. Kelima lapangan itu adalah Lapangan Kotabarat, Stadion Sriwedari, Lapangan Karangasem, Stadion Mini Universitas Sebelas Maret, dan Lapangan Banyuanayar.
Dari kelimanya, hanya Sriwedari yang punya pencahyaan mumpuni. Sisanya, butuh tambahan penerangan agar para atlet sepakbola bisa berlatih pada malam hari.
Kelima lapangan itu tidak mempunyai kualitas rumput yang baik. Fasilitas toilet juga harus diganti untuk memenuhi standar FIFA. “Satu lapangan membutuhkan dana Rp 4,5 miliar sampai Rp 5 miliar untuk pengadaan rumput,” ucap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Surakarta Joni Sumantri.
(Baca: Jokowi Dapat ‘Jersey’ Nomor Punggung Lionel Messi)
Renovasi Stadion Manahan baru saja selesai dan menghabiskan dana Rp 301 miliar. Namun, untuk pengerjaan lansekap luar stadion belum rampung. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo sudah mengirimkan surat ke pemerintah pusat dan PSSI soal kebutuhan dana untuk memperbaiki kelima lapangan itu.
Terakhir, pemerintah kota Bali juga sedang mempersiapkan Stadion I Wayan Dipta dengan kapasitas penonton mencapai 25 ribu orang. Jumlahnya harus ditambah 10 ribu kursi lagi untuk mencapai standar FIFA. Masalah lainnya yang dihadapi di sana adalah tidak adanya lapangan pendamping untuk tempat berlatih.
Pelatih: Amelia Yesidora (Magang)