Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) halal atau berbasis syariah di Kabupaten Aceh Barat Daya. KEK tersebut diberi nama Barat Selatan Aceh (Barsela).
Ketua ISMI Ilham Akbar Habibie mengatakan, Barsela bakal menjadi KEK halal pertama di Indonesia. Bila usul ini disetujui, KEK itu bisa menempati lahan seluas 745 hektar yang dihibahkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya untuk dimanfaatkan selama 30 tahun.
"Ada satu inovasi dari ISMI, usulan membentuk KEK halal pertama di Indonesia, di Aceh Barat Selatan," kata Ilham usai bertemu dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (12/11).
KEK Barsela ini bakal memiliki program Surin Industrial Smart City (SISC) yang mengintegrasikan pusat industri, permukiman, dan pelabuhan. Selain itu, KEK Barsela bakal mengintegrasikan delapan kabupaten yang berada di sekitarnya.
(Baca: Garap Wisata Halal di Mandalika, Investor Qatar Kucurkan Rp 7 Triliun)
Namun, proses pengajuan usulan KEK Barsela ini belum tuntas. Ilham mengatakan, ISMI masih harus mengurus perizinan KEK Barsela ke Dewan Nasional KEK yang berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. "(Proses) itu akan kami jalankan. Tadi kami minta masukan dari Wapres," kata dia.
Ketua ISMI Aceh Nurcholis memperkirakan, kelapa sawit bakal menjadi jangkar industri di KEK Barsela. Ia mengaku bakal menarik 16 perusahaan kelapa sawit yang berlokasi di dekat KEK tersebut untuk berinvestasi.
Nantinya, mereka didorong untuk bisa mengekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ke Asia Selatan lewat KEK Barsela. "Jadi nanti tumbuh industri baru di situ, sesuai dengan harapan Pak Wapres (Ma’ruf Amin) yang menggagas arus ekonomi baru di Indonesia," kata dia.
(Baca: Lima Destinasi Wisata Halal versi Traveloka untuk Libur Lebaran)
Ketua Tim Perumus KEK Barsela Andi Yudi Hendriawan memperkirakan, potensi nilai investasi KEK Barsela sekitar Rp 5 triliun. ISMI pun akan membentuk perusahaan induk (holding) . "Holding itu konsep untuk investasinya," katanya.
Pada Februari lalu, Founder Mahaka Group Erick Thohir mengatakan, laju pertumbuhan industri halal global meningkat dari 7,5% pada 2015 menjadi lebih dari 8% pada 2016. "Ini peluang yang harus kita rebut dan bangun,” kata Pria yang kini menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), awal tahun ini (13/2).
Berdasarkan data Statista, pangsa pasar produk halal global pada 2016 mencapai US$ 45,3 miliar atau Rp 543 triliun. Nilainya diproyeksi menjadi US$ 58,3 miliar atau Rp 816,2 triliun pada 2022.
Lebih spesifik, pangsa pasar industri makanan halal global pada 2016 mencapai US$ 1,25 triliun atau sekitar Rp 15.000 triliun. Angka ini diprediksi menjadi US$ 2,57 triliun atau Rp 3.598 triliun pada 2024.
(Baca: Sektor Wisata Halal Ditargetkan Tumbuh 30% pada 2019)