Tito Sebut Pemekaran Provinsi di Papua Berdasarkan Analisa Intelijen

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menteri Dalam Negri Tito Karnavian (tengah) di halaman Istana Merdeka, Jakarta Puaat (23/10/2019). Tito menyebut pemekaran provinsi di Papua berdasarkan analisa intelejen.
30/10/2019, 22.40 WIB

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yakin pemekaran provinsi baru di Papua tak akan membuat iri provinsi lain. Sebab, rencana tersebut sudah melalui analisa intelijen. 

Selain itu, pemekaran provinis di Papua juga didasarkan alasan situasional. "Kemudian data lapangan kami ada," kata Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/10).

Saat ini ada 183 wilayah di Indonesia yang mengusulkan pemekaran. Hanya saja, pemerintah masih moratorium rencana tersebut. Sebab, anggaran yang dimiliki pemerintah terbatas.

"Kami bicara masalah kesatuan dan persatuan bangsa, dan yang utama adalah percepatan pembangunan," kata Tito.

(Baca: Tugas Pertama Jokowi ke Mendagri Tito, Benahi Tumpang Tindih Aturan)

Tito mengatakan ada tiga wilayah di Papua yang menginginkan pemekaran provinsi, yakni Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan Tengah. Hanya saja, Tito hanya memberikan lampu hijau terhadap pemekaran provinsi Papua Selatan.

Sebab, baru di wilayah itu usulan pemekaran telah disepakati oleh masyarakat. Nantinya, provinsi Papua Selatan berisikan Kabupaten Mappi, Boven Digoel, Asmat dan Merauke.

Sedangkan rencana pemekaran provinsi di Papua Tengah dan Papua Pegunungan Tengah dinilai perlu ada sinkronisasi. "Silakan dulu diskusikan aspirasi dari bawah. Kalau sudah cocok mungkin disepakati, tapi kalau tidak cocok mungkin nanti dulu," kata Tito.

(Baca: Sri Mulyani Masih Kaji Anggaran Terkait Rencana Provinsi Baru di Papua)

Reporter: Dimas Jarot Bayu