Hingga September, Kapasitas Panas Bumi Capai 2003,3 MW

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, kampanye panas bumi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut kapasitas panas bumi hingga September 2019 mencapai 2003,3 MW.
28/10/2019, 17.51 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kapasitas panas bumi terus bertambah. Direktur Panas Bumi Ida Nuryatin Finahari menyebut kapasitas panas bumi hingga akhir September mencapai 2003,3 megawatt (MW).

Tambahan kapasitas panas bumi berasal dari proyek Lumut Balai. "September tambah 55 MW dari Lumut Balai,"ujar Ida ke Katadata.co.id pada Senin (28/10).

PLTP Mulut Balai yang berada di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan dioperatori oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE). Nilai investasi untuk proyek tersebut sekitar US$ 247,5 juta.

Proyek Mulut Balai awalnya ditargetkan beroperasi secara komersial pada Juli 2019. Namun operasi proyek tersebut mundur hingga September 2019.

(Baca: Kementerian ESDM Lelang Tiga Wilayah Kerja Panas Bumi)

Selain proyek Mulut Balai, Kementerian ESDM menargetkan tiga proyek panas bumi lainnya bisa beroperasi tahun ini. Tiga proyek tersebut yaitu Sorik Merapi, Sokoria, dan Muaralaboh. Total kapasitas dari empat pembangkit tadi mencapai 180 MW.

PLTP Sorik Merapi yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara berkapasitas 40 MW. Kontraktornya yaitu PT Sorik Merapi Geothermal Power dengan investasi sekitar US$ 180 juta.

Selanjutnya, PLTP Sokoria di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur yang ditargetkan mampu menghasilkan kapasitas listrik 5 MW. Kontraktornya PT Sokoria Geothermal Indonesia dengan investasi US$ 22,5 juta.

Sedangkan PLTP Muara laboh di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat dapat menghasilkan 80 MW. Kontraktornya PT Supreme Energy Muaralaboh, dengan biaya US$ 360 juta.

(Baca: Indonesia Sulit Capai Bauran Energi 23% Meski Potensi EBT Cukup Besar)