Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan menyeragamkan data produksi pertanian di 100 hari pertamanya. Selama ini, data pangan di Kementerian Pertanian dan kementerian lainnya kerap kali berbeda.
Akibatnya sempat terjadi kisruh perbedaan data di pemerintahan saat mengambil kebijakan impor. "Tidak boleh ada dua, tiga data. Kami harus punya data yang persis, valid, data yang disepakati bersama," kata Syahrul di Jakarta, Rabu (23/10).
Syahrul menyatakan, upaya penyeragaman data dapat dilakukan dengan menggunakan artificial intelligence. Nantinya, hasil panen akan bisa dipantau langsung melalui satelit.
(Baca: Profil Syahrul Yasin Limpo, Politisi Nasdem Calon Menteri Jokowi)
Dengan demikian, tidak perlu ada berbagai laporan lagi yang validitasnya belum bisa dipastikan. "Sehingga kami mengetahui variabel, kekuatan data itu di mana masalah bisa kami lihat secara bagus," kata Syahrul.
Lebih lanjut, Syahrul akan mendorong terciptanya kemandirian pangan di Indonesia. Dia pun berjanji tak akan menempuh impor pangan jika tak diperlukan.
Menurut Syahrul, kemandirian pangan dapat memperkuat ekonomi Indonesia. "Ketahanan nasional juga ditentukan dengan ketahanan pangan yang lebih efektif," kata Syahrul.
Syahrul merupakan politisi NasDem yang dilantik menjadi Menteri Pertanian dalam Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/10). Dia juga merupakan mantan Gubernur Sulawesi Selatan periode 2008-2018. Syahrul menggantikan Menteri Pertanian sebelumnya, Amran Sulaiman.
(Baca: Politisinya Jadi Calon Menteri, NasDem Tegaskan Bukan Oposisi)