Luhut & Sri Mulyani Disebut Tetap Menjabat, Airlangga Akan Jadi Menko

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah menteri kabinet kerja bersiap mengikuti upacara pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Luhut, Sri Mulyani dan Airlangga disebut tetap dipertahankan.
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Yuliawati
20/10/2019, 14.45 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) rencana akan mengumumkan kabinetnya setelah pelantikan dirinya bersama Ma'ruf Amin, Senin besok (21/10). Jokowi disebut akan mempertahankan beberapa menteri di kabinet kerja, di antaranya Sri Mulyani, Luhut Binsar Pandjaitan dan Airlangga Hartarto.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, Sri Mulyani bakal tetap menempati kursi Menteri Keuangan. Sebenarnya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga berpeluang menempati jabatan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. "Tapi Sri lebih memilih jadi menteri keuangan," kata seorang sumber yang dekat dengan pemerintahan, akhir pekan ini. 

Sementara itu, Luhut akan tetap memangku jabatan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Meski sebelumnya, dia sempat dikabarkan akan menempati posisi Menko Politik, Hukum, dan Keamanan, maupun Menko Perekonomian. "Luhut tetap Menko Maritim, tapi areanya akan ditambah investasi."

Luhut dan Sri Mulyani pada Selasa (15/10) lalu dipanggil Presiden Jokowi ke Istana dalam kesempatan berbeda. Luhut enggan menanggapi potensi dirinya kembali menjabat menteri. "Kalau saya jadi menteri masa' saya cerita ke kamu."

Sri Mulyani pun tak menanggapi mengenai kemungkinan dirinya kembali menjabat sebagai menteri. "Enggak," kata Sri.

Beberapa menteri lain yang dikabarkan akan bertahan di dalam kabinet jilid II Jokowi adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Menteri lain yang disebut-sebut akan dipertahankan adalah Sofyan Djalil, meski belum jelas apakah akan menempati jabatannya sebelumnya Menteri Agraria, Tata Ruang, dan Kehutanan, atau di pos yang baru. Adapun, Menteri BUMN Rini Soemarno disebut-sebut tidak akan bertahan lagi di kabinet baru.

Di sisi lain, beberapa menteri dari partai politik juga berpeluang bertahan. Yang paling besar peluangnya adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Selain kursi sebelumnya di Menteri Perindustrian, Airlangga juga ditimang-timang menempati pos Menteri Koordinator Perekonomian.

Alasannya, Airlangga dianggap sebagai figur yang paling pas di antara beberapa kandidat lainnya. Meski rencana tersebut berpotensi dipersoalkan partai-partai lain anggota koalisi pemerintahan Jokowi. (Baca: Luhut dan Sri Mulyani Disebut Dipertahankan Jadi Menteri Jokowi)

Golkar memang memprioritaskan Airlangga masuk dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Maman Abdurrahman mengatakan selain Airlangga, nama yang disetor yakni Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) M. Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang).

Selain itu, ada juga nama Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, putra sulung BJ Habibie yakni Ilham Habibie, Sekjen Golkar Ace Hasan Syadzily, dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang menjadi kandidat menteri.

“Kami serahkan ke Pak Presiden lengkap dengan latar belakang dan dokumen,” kata Maman saat dihubungi Katadata.co.id, Rabu (16/10).

(Baca: Golkar Sodorkan Airlangga hingga TGB Sebagai Calon Menteri)

Maman mengatakan hak prerogatif Jokowi untuk memilih kandidat yang disodorkan Golkar. Maman juga enggan berspekulasi berapa banyak kader Golkar nantinya yang akan diambil Jokowi. “Jumlahnya tergantung (keputusan) Presiden,” ujar Maman.

Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin juga memprediksi beberapa nama anggota Kabinet Kerja yang kemungkinan besar dipakai lagi oleh Jokowi. Ngabalin mengatakan Sri Mulyani, Luhut Binsar Pandjaitan berpotensi kembali menjabat.  “Itu Menteri yang berprestasi, mudah-mudahan tidak ada halangan bagi mereka,” ujar Ngabalin.

(Baca: Selain Prabowo, Tito dan Budi Gunawan Disebut Berpeluang Jadi Menteri)