Dikepung Kabut Asap, Warganet Lambungkan Tagar Save Palembang

ANTARA FOTO/Mushaful Imam
Pesawat terbang milik salah satu maskapai penerbangan swasta lepas landas di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (9/10/2019). Sebanyak delapan penerbangan tertunda dan gagal mendarat di Bandara SMB II Palembang akibat tertutup kabut asap.
Penulis: Hari Widowati
14/10/2019, 15.05 WIB

Kota Palembang tengah dikepung kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pemerintah daerah meliburkan sekolah-sekolah dan mengimbau masyarakat tidak keluar rumah tanpa masker. Ratusan penumpang telantar di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang karena sejumlah penerbangan tertunda oleh kabut asap tebal.

Tagar #SavePalembang menempati urutan teratas dalam trending topic linimasa Twitter di Indonesia. Menurut pantauan Katadata.co.id, tagar tersebut telah dicuitkan sebanyak 9.276 kali oleh para pengguna Twitter hingga pukul 14.30 WIB. Berdasarkan pantauan di situs Airvisual.com, kualitas udara di Palembang mendapatkan skor 157 atau tidak sehat pada pukul 14.00 WIB. Bahkan, sempat mencapai 232 yang menunjukkan kualitas udara Palembang berbahaya pada pukul 08.00 WIB.

Executive General Manager Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Fahroji, mengatakan 26 jadwal penerbangan yang meliputi 14 jadwal keberangkatan dan 12 jadwal kedatangan terganggu oleh kabut asap. "Ada satu pesawat Air Asia dari Malaysia terpaksa putar balik lagi ke Malaysia dan pesawat Sriwijaya Air dari Jakarta terpaksa putar balik lagi ke Jakarta. Satu pesawat Wings Air dari Pekan Baru dialihkan ke Jambi karena tidak bisa mendarat di Palembang," kata Fahroji seperti dilansir Antara, Senin (14/10).

Kabut Asap di Palembang (ANTARA FOTO/Mushaful Imam)

Kabut asap yang terjadi pada Senin pagi lebih parah dibandingkan peristiwa sebelumnya selama 2019. Jarak pandang di landasan bandara SMB II turun sampai di bawah ambang batas hampir empat jam lamanya. Fahroji mengatakan, jarak pandang di landasan bandara SMB II pada pukul 05.00 WIB masih mencapai 1.500 meter kemudian turun drastis menjadi 50 meter pada pukul 06.30 WIB. Jarak pandang membaik menjadi 1.000 meter pada pukul 10.00 WIB.

"Terkait jarak pandang itu Airnav sudah mengeluarkan lima Notice to Airman (Notam) sebagai panduan bagi bandara-bandara lain yang memiliki penerbangan ke Palembang," ujar Fahroji. Penundaan penerbangan paling lama dialami oleh pesawat Batik Air rute Palembang-Jakarta, yang seharusnya berangkat pukul 05.50 WIB namun baru bisa terbang pukul 10.20 WIB atau tertunda 263 menit.

Penundaan kedatangan terlama dialami oleh pesawat Citilink rute Batam-Palembang, yang seharusnya mendarat pukul 08.05 WIB namun baru tiba pukul 11.27 WIB atau tertunda 211 menit. Akibat gangguan jadwal penerbangan di bandara Palembang, ratusan penumpang memenuhi ruang tunggu bandara. Pengelola bandara membagikan masker dan air mineral kepada penumpang yang jadwal penerbangannya terganggu.

(Baca: Ancaman Bahaya dan Penyebab Fenomena Langit Merah di Jambi )

Sekolah Diliburkan

Pemerintah Kota Palembang meliburkan siswa sekolah taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah pertama (SMP) pada 14-17 Oktober 2019 karena kabut asap yang menyelimuti kota tersebut berpotensi membahayakan kesehatan. "Kami sudah berdiskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait kualitas udara, kategorinya berbahaya walaupun sudah pakai masker. Wali Kota Harnojoyo memutuskan siswa harus libur pada 14-17 Oktober 2019," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Ahmad Zulinto, seperti dikutip Antara.

Jika polusi udara berlanjut, masa libur sekolah bisa diperpanjang untuk melindungi siswa dari dampak paparan asap. Meskipun para siswa diliburkan, guru dan pegawai sekolah tetap masuk seperti biasa. Sebelumnya, Pemerintah Kota Palembang pernah meliburkan siswa sekolah pada 23-26 September 2019 karena kabut asap. Saat ini, kabut asap yang meliputi Palembang lebih pekat dibandingkan pada September lalu.

(Baca: Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Masih Kalah dari Pekanbaru)

Menurut Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang Nuga Putrantijo, kabut asap yang meliputi Kota Palembang pada Senin pagi termasuk ekstrem. Kabut asap membuat kualitas udara memburuk ke tingkat membahayakan dengan konsentrasi cemaran partikulat (PM10) hingga 688 mikrogram per meter pada pukul 08.00 WIB, lalu naik menjadi 835 mikrogram per meter pukul 09.00 WIB. Angka tersebut jauh di atas ambang batas 500 yang tersedia di dalam skala konsentrasi partikulat yang ditetapkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) atau sangat berbahaya.

(Baca: Iritasi hingga Kematian Menghantui Korban Terdampak Asap Karhutla)

Reporter: Antara