Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Premiere Oil tengah mencari mitra untuk melanjutkan pengembangan Blok Tuna di Laut Natuna. Pasalnya, satu mitranya akan hengkang.
Premiere mencari rekanan karena ada rekanan yang hendak keluar. "Cari partner yang agak kuat untuk masuk karena isunya sangat sensitif, perbatasan Vietnam,” kata Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman di Gedung Kementerian ESDM, Senin (7/10).
Ia tidak menyebut identitas mitra yang akan hengkang dan alasannya. Adapun Blok Tuna dikelola Premier Oil bersama dua mitra, yaitu Mitsui Oil Exploration Co Ltd dan Inggris GS Energy.
(Baca: SKK Migas Catat Tiga Proyek Migas Terlambat Berproduksi)
Blok Tuna memiliki dua lapangan migas yakni Singa Laut dan Kuda Laut. Premier Oil mendapatkan hak kelola sebesar 65% di blok tersebut dari pemerintah Indonesia pada Maret 2017, sedangkan Mitsui memegang hak partisipasi 25% dan GS Energy 15%.
Fatar memastikan pengembangan Blok Tuna berlanjut. Pasalnya, Premiere Oil sudah meneken nota kesepahaman (MoU) untuk penjualan gas ke Vietnam. “Jadi tinggal mengebor (sumur) saja, kalau sudah oke kan tinggal dikembangkan,” kata dia.
Premier Oil telah menandatangani MoU penjualan gas Blok Tuna kepada perusahaan migas asal Vietnam yaitu Petrovietnam. Penandatanganan MoU dilakukan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) 2017 di Da Nang, Vietnam.
(Baca: SKK Migas Sebut 40 Proyek Migas Siap Berproduksi Hingga Tahun 2027)
Selain mengembangkan Blok Tuna, Premiere Oil tengah mengembangkan Blok Andaman II dan Natuna Sea Block A. Di Blok Andaman II, perusahaan migas asal Inggris tersebut berencana akan mengebor sumur pada 2021 mendatang.