Pemerintah menargetkan jumlah startup tumbuh lebih dari tiga kali lipat hingga tahun 2024. Nantinya jumlah perusahaan rintisan yang ada di Indonesia mencapai 4.500 hingga 4.900 dari saat ini 1.307 saja.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan untuk mencapai target, pembinaan startup akan terus dilakukan antar kementerian dan lembaga (K/L) lainnya. Beberapa di antaranya adalah Kementerian Perdagangan hingga Perindustrian.
“Pengembangannya harus konsisten dan berkelanjutan,” kata Nasir saat membuka sebuah pameran inovasi di Jakarta, Kamis (3/10).
(Baca: Menkominfo Sebut Dua Bulan lagi RI Akan Punya 5 Unicorn)
Mantan Rektor Universitas Diponegoro ini mengatakan perkembangan startup Indonesia tertinggal oleh Iran, negara yang diembargo oleh Amerika Serikat. Nasir mengatakan dalam kurun waktu 2004-2014, Iran mampu menciptakan 1.000 usaha rintisan.
Dengan tumbuhnya startup baru, otomatis ada perusahaan besar dan mapan secara bisnis. Nasir mengatakan dari 1.307 usaha rintisan, sebanyak 13 dapat dikatakan memiliki omset besar. Nasir berharap, startup besar ini dapat bertambah hingga 150. “Itu angka (target yang) mature,” katanya.
Nasir mengatakan dari startup yang muncul akan ada unicorn baru yang lahir. Namun ia belum mengetahui berapa jumlahnya karena masih berproses.
“Seleksi untuk menjadi startup di bidang market place akan sangat ketat,” ujar dia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyampaikan Indonesia akan memiliki lima unicorn pada November mendatang. Ini karena dalam waktu dekat akan ada satu startup yang naik tingkat sehingga memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar.
(Baca: OVO Disebut Sudah Jadi Unicorn Kelima Indonesia)
Berdasarkan data CB Insights, PT Visionet Internasional (OVO) merupakan unicorn terbaru dari Indonesia. Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran itu tercatat menjadi startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar sejak 14 Maret 2019.
Valuasi OVO menurut laporan CB Insights berjudul ‘The Global Unicorn Club’ mencapai US$2,9 miliar. Investor OVO di antaranya Tokyo Century Corporation, Grab, dan Tokopedia.