Pertamina Gandeng Hutama Karya dan CPP Garap Pipa RDMP Balikpapan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Kerja sama antara PT Pertamina dengan PT Hutama Karya dan China Petroleum Pipeline Engineering Co Ltd (CPP), meliputi pembangunan Submarine-Pipe Line sebesar 52 Inch yang merupakan pipa terbesar yang akan dibangun oleh Pertamina.
Editor: Agustiyanti
17/9/2019, 18.27 WIB

PT Pertamina menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Hutama Karya dan China Petroleum Pipeline Engineering Co Ltd (CPP) guna membangun Engineering, Procurement and Construction (EPC) Lawe-Lawe Facilities untuk Refinery Development Master Plan (RDMP), RU V Balikpapan. Nilai kontak kerja sama ini mencapai US$ 262 juta.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang menyampaikan, kerja sama tersebut meliputi pembangunan Submarine-Pipe Line sebesar 52 Inch yang merupakan pipa terbesar yang akan dibangun oleh Pertamina.

Pembangunan, antara lain mencakup, pipa di offshore dengan diameter 52 inch sepanjang 13,8 km dan berdiameter 20 inch sepanjang 4,5 km. Selain itu, akan dibangun juga pipa onshore berdiameter 52 inch sepanjang 6,5 km dan diameter 20 inch sepanjang 14,4 km.

(Baca: Kembangkan Kilang Balikpapan, Pertamina Jajaki Utang hingga Rp 91 T)

Lebih lanjut, menurut Tallulembang,  kontrak kerjasama ini juga mencakup pembangunan 1 unit Single Point Mooring kapasitas 350.000 DWT dan pembangunan 2 unit tanki berkapasitas 1 juta barel guna meningkatkan kapasitas crude intake untuk Kilang Balikpapan.

“Setelah penandatanganan ini hal yang dilakukan selanjutnya adalah mobilisasi dan tahapan engineering,” ujarnya seperti dikutip berdasarkan keterangan tertulis, Selasa (17/9).

Ignatius menambahkan, perusahaan yang terpilih sebelumnya telah melalui proses tender dan berpengalaman melakukan pekerjaan serupa di beberapa proyek penting di luar negeri.

(Baca: Jokowi Ingin Kilang Rampung, Pertamina Sudah Jual Obligasi Rp 21 T)

"Mohon doa dan dukungan seluruh pihak, agar pembangunan ini berjalan lancar dan selesai tepat waktu, sebagai komitmen Pertamina mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional," ujar Ignatius.

Pengembangan Kilang Balikpapan akan meningkatkan kapasitas hingga 100 ribu barel minyak per hari (bopd), atau naik 38% dari sebelumnya 260 ribu bopd menjadi 360 ribu bopd. Selain itu, setelah revitalisasi Kilang Balikpapan selesai diharapkan akan mengurangi beban impor Solar hingga 17% seiring peningkatan produksi Solar sebesar 23% atau 30 ribu bopd.

Tidak hanya itu, revitalisasi Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru berupa propylene sebesar 230 ribu ton per tahun.

Reporter: Verda Nano Setiawan