Konstruksi Proyek Tangguh Train 3 Baru Capai 60%

BP
Ilustrasi, lustrasi, pemasangan anjungan Train 3 Proyek Tangguh.
Editor: Agustiyanti
5/9/2019, 11.17 WIB

BP Berau Ltd menyebut progres pengerjaan proyek Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat baru mencapai 60%. Proyek tersebut diperkirakan baru akan rampung pada 2021 atau molor dari target sebelumnya pada 2020. 

Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo menjelaskan saat ini terdapat lebih dari 10 ribu pekerja yang tengah mempercepat proses pengerjaan proyek tersebut. Ia pun memastikan Tangguh Train 3 akan rampung pada 2021. 

"Target penyelesaian 2021, itu mundur dengan jadwal terbaru karena ada beberapa penyebab, seperti yang sudah dijelaskan SKK Migas dan sekarang kami fokus untuk menyelesaikan dengan jadwal yang baru," ujar Moektianto saat ditemui di sela acara IPA Convex 2019, JCC Senayan Jakarta, Rabu (4/9).

(Baca: Operasi Proyek Tangguh Train III Tertunda ke 2021 karena Bencana Alam)

Saat ini, menurut dia, pihaknya tengah menyelesaikan pemeliharaan fasilitas pengolahan atau Train 1  Tangguh sesuai target. Pengerjaan proyek kemudian akan dilanjutkan dengan pemeliharaan fasilitas Train 2 Tangguh sesuai jadwal pada tahun depan.

"Tahun depan (Train 2), tapi belum lihat jadwalnya. Kayak pabrik, seperti sepeda motor nih, harus servis supaya jalannya bagus lagi. Supaya enggak mengganggu mesin, prinsipinya begitu," jelas dia. 

Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menjelaskan, ada sejumlah faktor yang membuat proyek tersebut baru dapat mulai berproduksi pada kuartal III 2021. Salah satunya, keterlambatan pengiriman material yang berasal dari Sulawesi dan Jawa.

Menurut Fatar, keterlambatan tersebut disebabkan oleh gempa dan tsunami yang mengguncang Palu beberapa waktu lalu. Selain itu, erupsi anak Gunung Krakatau juga membuat pasokan material terhambat.

(Baca: Realisasi Investasi Hulu Migas Semester I 2019 Masih 35% dari Target)

Faktor lain yang juga menyebabkan keterlambatan yaitu jumlah pekerja proyek yang semakin berkurang lantaran sebagaian besar berasal dari Pulau Jawa. Banyak pekerja yang saat pulang kampung ke daerah asalnya, tak kembali lagi untuk bekerja di proyek yang berlokasi di Papua itu.

"Ketika kerja di Papua, pada saat yang sama proyek infrastruktur di Indonesia juga banyak. Saat kembali ke Jawa, mereka cenderung lebih pilih kerja di proyek infrastruktur, jadi kontraktor harus rekrut ulang pegawai dengan kompensasi lebih baik mudah-mudahan tidak terulang," kata Fatar di Kantor SKK Migas pada Juli lalu. 

Train 3 merupakan bagian dari Proyek Tangguh. Proyek kawasan pengembangan migas ini memiliki enam lapangan gas di Blok Wiriagar Berau dan Muturi yang terletak di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Proyek Tangguh sudah memiliki dua Train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Dengan beroperasinya Train 3, total kapasitas proyek pengolahan gas ini akan mencapai 11,4 juta MTPA.

Reporter: Verda Nano Setiawan