Langkah pemerintah memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur akan diikuti oleh Provinsi Jawa Barat. Gagasan tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Kamis (29/8).
Ia beralasan, Kota Bandung sudah tidak cocok lagi menjadi pusat pemerintahan lantaran macet. Selain itu, kantor pemerintahan terpisah-pisah. Hal ini menyebabkan gubernur sulit mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Usulan mengenai pemindahan ibu kota Jabar itu akan diatur dalam revisi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jabar 2009-2029. "Kami sudah masukkan penataan jalur transportasi," kata Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil.
Salah satu calon ibu kota baru Jabar adalah Desa Tegalluar, Kabupaten Bandung. Desa ini memiliki luas wilayah 736 hektare (ha) dengan jumlah penduduk 14 ribu jiwa. Di sebelah utara, Desa Tegalluar berbatasan dengan Tol Padalarang-Cileunyi dan Kota Bandung.
Di sebelah timur, desa ini berbatasan dengan Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek dan Desa Bojongemas, Kecamatan Solokan Jeruk. Di sebelah selatan, desa ini berbatasan dengan Desa Sumbersari, Kecamatan Ciparay dan Desa Bojongemas, Kecamatan Solokan Jeruk. Adapun di bagian barat berbatasan dengan Desa Buah Batu, Kecamatan Bojongsoang.
(Baca: Ridwan Kamil Siapkan Tiga Lokasi Calon Ibu Kota Baru Jawa Barat)
Stasiun Tegalluar akan Didesain oleh Ridwan Kamil
Di Desa Tegalluar tengah dibangun Stasiun Tegalluar yang merupakan stasiun akhir dari jalur kereta cepat (high speed rail) Jakarta-Bandung. Ridwan Kamil, yang juga seorang arsitek, berencana mendesain sendiri bangunan Stasiun Tegalluar. Stasiun tersebut akan berada di samping Masjid Agung Al Jabbar, Provinsi Jawa Barat.
Stasiun Tegalluar akan terhubung dengan Stasiun Bandung dengan jalur sepanjang 15 km. Jalur tersebut akan dilayani oleh kereta ringan (light rail transit). Trase Tegalluar-Stasiun Bandung diharapkan dapat mengurai kemacetan di Kota Bandung.
Kereta cepat Jakarta-Bandung yang membentang di jalur sepanjang 142 km akan memangkas waktu perjalanan dari 3 jam menjadi 45 menit. Proyek ini ditargetkan tuntas pada April 2021.
(Baca: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sudah Terbangun 17,38%)
Kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang menjadi operator kereta tersebut, akan menggunakan kereta jenis CR400AF. Kereta tersebut adalah generasi terbaru kereta cepat yang diproduksi oleh Qingdao Sifang.
Satu rangkaian kereta terdiri atas 8 gerbong kereta dan mampu melaju dengan kecepatan 350 km per jam. Kereta tersebut dilengkapi teknologi yang mampu meredam kebisingan dan minim getaran. Menurut KCIC, CR400AF mampu digunakan selama lebih dari 30 tahun dan biaya perawatannya lebih murah.