Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memanggil direksi Perusahaan Listrik Negara (PLN) setelah listrik mati lagi di beberapa wilayah di Jakarta dan Tangerang Selatan pada Rabu, 28 Agustus 2019. Pemanggilan tersebut untuk membicarakan perbaikan yang bisa dilakukan ke depan.

“Kemarin direksi BUMN kami panggil ada beberapa perbaikan harus dilakukan termasuk tambahan transmisi, tambahan alat untuk pendistribusian listrik ini menjadi lebih baik sehingga tidak ada tripping, tahu tahu naik, tahu tahu turun,” kata dia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (29/8).

Rini kembali menyatakan penyesalan dan permintaan maaf atas terulangnya listrik mati di ibu kota. Meskipun, listrik mati kali ini lebih singkat yaitu sekitar 1,5 jam. "Seharusnya berapa menit pun jangan sampai ada yang mati. Tapi kemarin mati lagi. Kami BUMN mohon maaf," ujarnya.

(Baca: Kementerian ESDM Kritik Lemahnya Mitigasi PLN Cegah Listrik Mati)

Listrik mati terjadi pada Rabu (28/8) pukul 14.11 WIB di sejumlah wilayah di Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, sebagian Jakarta Selatan, sebagian Jakarta Barat, sebagian Bintaro, dan Tanggerang Selatan.

Dalam keterangan tertulis, PLN menyatakan listrik mati akibat gangguan penghantar transmisi 150 kilovolt (KV) Duri Kosambi-Kembangan, Jakarta Barat. Gangguan tersebut membuat pasokan dari pembangkit di Muara Karang terputus.

(Baca: Peristiwa Listrik Mati Terparah di Dunia Setelah Tahun 2000)

Listrik mati juga sempat terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Banten, dan Jawa Barat selama hampir dua hari, mulai Minggu, 4 Agustus 2019. Penyebabnya, gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.