Presiden Joko Widodo yang kerap disapa Jokowi telah mengumumkan pemindahan Ibu Kota Republik Indonesia dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Namun sejumlah aktivis mengkritik keputusan pemindahan ibu kota ke lokasi tersebut.
Kritikan ini muncul dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), dan Kiara. Mereka menilai keputusan pemindahan ibu kota ini hanya akan menguntungkan penguasa lahan di sekitar ibu kota yang baru.
"Pemindahan berkedok mega proyek ini hanya akan menguntungkan oligarki pemilik konsesi pertambangan batu bara dan penguasa lahan skala besar di Kaltim," ujar Koordinator Jatam Nasional Merah Johansyah dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8).
(Baca: Ibu Kota Baru Berlokasi di Sekitar Lahan Tambang dan Potensi Gempa)
Selama ini lahan di Kalimantan Timur memang sudah banyak dimiliki dan dimanfaatkan para pengusaha dalam bentuk konsesi atau hak guna usaha. Bisnis para pengusaha besar ini mulai dari perkebunan, kehutanan, hingga pertambangan.
Berikut ini beberapa pengusaha besar yang memiliki lahan bisnis di Kalimantan Timur:
Prabowo Subianto dan Hasjim Djojohadikusumo
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyebut sebagian besar lahan di Penajam Paser Utara dikuasai PT ITCI Kartika Utama. Perusahaan tersebut diketahui milik adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo. Total luas lahan mencapai 173.395 hektare yang membentang di Penajam Paser Utara, Kutai Kertanegata, dan Kutai Barat. Hal ini diketahui dari SK IUPHHK-HA: 160/Menhut-II/2012, tanggal 27 Maret 2012. Di kabupaten itu, juga ada PT ITCI Hutani Manunggal, perusahaan patungan yang didirikan 1993 oleh PT ITCI Kartika Utama dan PT Inhutani-1.
(Baca: Prabowo Beri Empat Catatan Meski Dukung Pindah Ibu kota)
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan lokasi ibu kota yang baru, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, persis di bekas hak pengusahaan hutan ITCI. "Berarti tidak akan ada persoalan tanah. Cukup menggunakan tanah ITCI itu, berapa ribu hektare pun," kata Dahlan dalam tulisannya Selasa (27/8)
Luhut Panjaitan
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun tercatat menguasai lahan pertambangan dan perkebunan sawit di Kecamatan Muara Jawa Kukar, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Februari lalu Luhut sempat mengaku memiliki lahan negara seluas 6 ribu hektare di Kalimantan Timur, untuk kegiatan pertambangan batu bara. Lahan tersebut sudah mendapatkan izin konsesi dan sampai saat ini masih diproduksi.
(Baca: Luhut Minta Masyarakat Tak Pesimis soal Pemindahan Ibu Kota ke Kaltim)
Abu Rizal Bakrie
Grup Bakrie memiliki bisnis tambang batu bara terbesar di Kalimantan, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC). Perusahaan ini merupakan salah satu anak usaha Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
KPC merupakan perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kutai Timur seluas 84.938 hektare. Pada 2003, BUMI memang menguasai seluruh kepemilikan KPC. Kini BUMI hanya memiliki 51 persen, sisanya Tata Power (India) 30 persen dan China Investment Coorperation 19 persen.
Garibaldi Thohir
Garibaldi merupakan Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia ini juga memiliki lahan tambang di Kalimantan Timur, melalui PT Bhakti Energi Persada (BEP).
BEP memiliki 15 anak perusahaan, tujuh di antaranya memiliki izin usaha pertambangan (IUP) atas seluas 34 ribu hectare yang belum dikembangkan di kabupaten Muara Wahau (Kalimantan Timur). Lokasinya sekitar 250 kilometer di utara Balikpapan dan 120 kilometer ke pantai. Cadangan batu bara untuk area konsesi ini diperkirakan mencapai 7,96 miliar ton. Tambang inilah yang menjadi salah satu deposit batubara termal peringkat rendah dan berkadar polutan rendah yang terbesar di Kalimantan Timur.
(Baca: Gubernur Kaltim Sebut Lokasi Detail Ibu Kota Baru di Samboja & Sepaku)
Sandiaga Uno
Jejak Sandiaga Uno di Kalimantan Timur muncul di Adaro Energy. Pengusaha yang ikut dalam pemilihan presiden 2019 bersama Prabowo ini merupakan salah satu pemilik PT Saratoga Investama. Adapun Saratoga memegang 15 persen saham Adaro.
Pada 2009, lima pemegang saham Adaro menyatukan kepemilikan saham mereka dalam naungan PT Adaro Strategic Investment. Kelimanya adalah keluarga Rachmat, keluarga Thohir, keluarga Subianto, Edwin Soeryadjaya, dan Sandiaga Uno. Hingga akhir 2018, kepemilikan saham ASI di Adaro Energy sebesar 43,91 persen. Sementara Dewan Komisaris dan Direksi yang juga mewakili pemegang saham ASI juga memiliki 12 persen saham Adaro Energy.
(Baca: Keunggulan dan Kelemahan 3 Provinsi Calon Ibu Kota Baru)
Kiki Barki
Perusahaan Kiki Barki, Harum Energy Tbk (HRUM) memiliki empat wilayah pertambangan di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Timur di Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi tambang tersebut dikelola oleh anak usahanya Mahakam Sumber Jaya (MSJ), Tambang Batubara Harum (TBH), Santan Batubara (SBB) dan Karya Usaha Pertiwi (KUP). Dari total 4 lokasi tambang yang dimiliki, 3 diantaranya telah aktif berproduksi, sedangkan 1 lainnya diharapkan mulai berproduksi pada tahun 2019.