Harga Minyak Stabil, Pertamina Optimistis Laba Tahun Ini US$ 2 Miliar

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Gedung Pertamina di kawasan Jakarta Pusat (09/08). Pertamina optimistis dapat mencapai target laba sebesar US$ 2 miliar tahun ini jika harga minyak mentah Indonesia bertahan di US$ 63 per barel.
26/8/2019, 22.30 WIB

Pertamina optimistis dapat mencapai target laba bersih tahun ini sebesar US$ 2 miliar, jika harga minyak mentah Indonesia bertahan di kisaran US$ 63 per barel.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N. Mansury mengklaim, perusahaan minyak pelat merah ini berhasil mengantongi laba sebesar US$ 660 juta pada semester I tahun ini. Capaian tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan laba pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 310 juta.

“Dengan harga ICP US$ 63 per barel, mudah-mudahan US$ 2 miliar bisa tercapai. Kami akan pacu terus di atas US$ 2 miliar,” kata dia di Gedung Pertamina Pusat, Senin (26/8).

Pahala menjelaskan, dari segi pendapatan Pertamina mencatatkan penurunan sebesar 3% menjadi US$ 25,55 miliar, dibandingkan pendapatan semester I 2018 sebesar US$ 26,43 miliar. Penurunan tersebut lantaran rata-rata harga minyak mentah Indonesia pada semester I 2019 yang turun dari US$ 66 per barel menjadi US$ 63 per barel.

(Baca: SKK Migas Dorong Pertamina Segera Mulai Transisi Blok Rokan)

Namun, dengan turunnya ICP tersebut, beban biaya produksi (COGS) perseroan turun dari US$ 20 miliar menjadi US$ 18,71 miliar. “Dengan menurunnya ICP, kita juga mengalami penurunan pendapatan (Hulu). Penurunan pendapatan kita turun 3%, beban pokok penjualan turun 6%," kata Pahala.

Lebih lanjut menurutnya keberhasilan perseroan dalam meningkatkan laba karena melakukan berbagai upaya efisiensi. Dengan demikian, marjin juga menjadi lebih baik di kisaran 14% untuk gross profit margin dan 8% untuk operating profit margin.

Peningkatan kinerja ini juga terlihat dari arus kas bersih dari aktivitas operasi yang semakin kuat yakni US$ 1,57 miliar, atau meningkat dua kali lipat dari posisi semester I tahun lalu, yaitu US$756 juta.

Dari sisi kinerja operasi hulu, menurutnya perseroan juga mencatatkan kinerja yang baik. Untuk produksi minyak, produksi minyak Pertamina tumbuh 7% menjadi 413 ribu barel minyak per hari (bopd), dari semester-1 tahun lalu 385 ribu bopd.

Sementara, penjualan produk BBM dan non-BBM perseroan tumbuh 1%, dari 41,7 juta KL pada semester-1 2018 menjadi 42,46 juta KL pada semester-1 2019. Dari penjualan produk ini, komposisi produk Perta Series atau BBM nonsubsidi mencapai 65,2%.

(Baca: Kantongi Laba Bersih Rp 36 T, Pertamina Setor Dividen Rp 7,95 T)

Reporter: Verda Nano Setiawan