Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan rencana pemindahan ibu kota Republik Indonesia ke Kalimantan. Ada tiga provinsi yang tengah dikaji sebagai calon ibu kota baru, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil sempat keceplosan menyebut Kalimantan Timur sebagai provinsi calon ibu kota baru. "Di Kalimantan Timur, tapi lokasi spesifiknya yang belum," kata Sofyan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (22/8).
Bahkan, dia mengatakan sudah ada sekitar 3 ribu hektare lahan untuk kebutuhan kantor pemerintahan utama, seperti pembangunan kantor presiden, kantor para menteri, serta gedung parlemen. Setelah itu, butuh sekitar 300 ribu hektare lagi untuk wilayah hijau, seperti taman yang berfungsi menjaga kualitas udara ibu kota baru.
(Baca: Mematut Detail Rencana Pemindahan Ibu Kota)
Namun, Jokowi membantah pernyataan Sofyan. menegaskan belum ada keputusan terkait lokasi ibu kota Indonesia yang baru. Dia mengungkapkan masih ada kajian yang belum selesai. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) masih merampungkan dua kajian lagi.
"Akan kami umumkan pada waktunya, masih menunggu kajian," kata Jokowi dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Kamis (22/8).
(Baca: Jokowi Tegaskan Belum Ada Keputusan Lokasi Ibu Kota Baru)
Berdasarkan hasil kajian Bappenas, memang terlihat Kalimantan Timur paling layak di antara dua provinsi lainnya. Berikut hasil kajian Bappenas mengenai keunggulan dan kelemahan tiga provinsi calon ibu kota baru:
Kalimantan Tengah
Keunggulan
+ Memiliki akses dan dekat dengan Bandara Tjilik Riwut (Hierarki Pengumpul Tersier).
+ Bebas bencana gempa bumi.
+ 97,04 persen wilayahnya tergolong dalam area yang aman dari banjir.
+ Tidak berbatasan langsung dengan batas negara tetangga.
+ Ketersediaan lahan yang luas dengan 70 persen status hutan produksi konversi (bebas konsesi) dan hutan produksi dengan konsesi hutan alam.
Kelemahan
- Lokasinya jauh dari pelabuhan laut, waktu tempuhnya sekitar 6 jam.
- Ketersediaan sumber daya air tanah terbatas, hanya tersedia air sungai.
- Sebagian besar wilayahnya memiliki lapisan lahan gambut yang rentan terhadap kebakaran.
- Struktur demografinya relatif homogen, sehingga rentan terjadinya konflik sosial.
Kalimantan Timur
Keunggulan
+ Dekat dengan dua bandara besar di Balikpapan dan Samarinda.
+ Dekat dengan akses Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.
+ Dekat dengan Pelabuhan Semayang Balikpapan.
+ Ketersediaan infrastruktur jaringan energi dan air bersih yang cukup.
+ Struktur demografi yang heterogen, sebagian besar merupakan pendatang.
+ Lokasinya dilewati ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II berdasarkan konvensi hukum laut internasional. ALKI merupakan alur untuk pelayaran dan penerbangan yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara asing di atas laut.
+ Bebas bencana alam gempa bumi dan kebakaran hutan.
+ Tidak berbatasan langsung dengan batas negara tetangga.
+ Memiliki ketersediaan lahan dengan status APL (Areal Penggunaan Lain), hutan produksi dengan konsesi HTI (Hutan Tanaman Industri) dan hutan produksi yang bebas konsesi.
Kelemahan
- Rawan banjir pada wilayah yang dekat dengan hulu aliran sungai (DAS).
- Ketersediaan sumber daya air tanah yang rendah.
(Baca: Ibu Kota Baru Dipastikan Jauh dari Tambang dan Bukan Bukit Soeharto)
Kalimantan Selatan
Keunggulan
+ Berada tepat di tengah wilayah Indonesia.
+ Lokasinya dilewati oleh ALKI II disekitar Selat Makassar.
+ Berada dalam cakupan pelayanan jalan nasional.
+ 70 persen wilayahnya memiliki tingkat kerawanan yang rendah terhadap bencana banjir.
+ Aman terhadap bencana gempa bumi dan kebakaran hutan.
+ Secara historis tidak pernah terjadi konflik sosial.
Kelemahan
- Lokasi jauh dari bandara, waktu tempuhnya sekitar 6,5 jam dan sekitar 7 jam dari pelabuhan.
- Lahannya mayoritas merupakan HGU (hak guna usaha) perkebunan dan harus dilakukan pembebasan lahan masyarakat.
- Kualitas air permukaan yang rendah serta daya dukung air tanah yang rendah.