Perusahaan yang bergerak di industri hulu minyak dan gas bumi (migas), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melalui anak usahanya, Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd (BHPL) menyetujui kerja sama dengan Empressa Nacional de Hidrocarbonetos (ENH) pada hari ini (20/8). ENH merupakan perusahaan negara Mozambik.
Chief Investment Officer EMP Taufan Rotorasiko menyebutkan, BHPL dan ENH memiliki masing-masing 75% dan 25% saham di Blok Buxi EPCC di Mozambik. Ia mengatakan bahwa kesepakatan bisnis ini merupakan wujud dari komitmen perusahaan untuk selalu meningkatkan produksi dan cadangan migas.
"Ini bagian dari upaya berpartisipasi dalam meningkatkan keamanan pasokan migas nasional," kata dia dalam siaran pers, Selasa (20/8).
(Baca: EMP Ajukan Perpanjangan Kontrak Blok Malacca Strait Pakai Gross Split)
Kesepakatan bisnis tersebut meliputi rencana BHPL dan ENH untuk mengeksplorasi dan mengembangkan Blok Buzi EPCC, dengan estimasi investasi lebih dari US$ 50 juta. Mereka berencana untuk melakukan pengeboran pada Oktober 2019, dengan melibatkan kontraktor dan tenaga kerja Indonesia.
Selain itu, ENRG melalui anak usaha lainnya yakni EMP Mining Overseas Pte.Ltd menandatangani kerja sama dengan perusahaan mineral Mozambik, AAI Commercio & Servicos,E.I. Kesepakatan ini bertujuan untuk mengembangkan usaha pertambangan Graphite dan Rare Earth Mineral di Mozambik. Nilai investasi awal diperkirakan sekitar US$ 25 juta.
Kesepakatan ini dilakukan di sela-sela forum Indonesia-Afrika Infrastructure dialogue 2019, yang diselenggrakan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Forum ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi beberapa menteri.
Sekadar informasi, ENRG memiliki minat kerja dengan tujuh Kontrak Kerja Sama migas yang tersebar di wilayah Indonesia, saat ini. Perusahaan ini juga mempunyai working interest di Mozambik.
Melalui anak usahanya yakni Kangean Energy Indonesia Ltd dan EMP Exploration (Kangean) Ltd, ENRG juga memastikan lapangan gas Sirasun dan Batur telah berproduksi per 10 Maret 2019. Kedua lapangan gas tersebut merupakan bagian dari lapangan gas lepas pantai TSB (Terang, Sirasun, dan Batur) Blok Kangean di Jawa Timur.
(Baca: Energi Mega Rugi US$ 12,7 Juta pada 2018, Produksi Gas Turun)