Jokowi Segera Diajak ke Papua untuk Diskusi dengan Masyarakat

ANTARA FOTO/GUSTI TANATI
Massa melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
20/8/2019, 13.25 WIB

Kepala Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua Lenis Kogoya menyatakan akan mengajak Presiden Joko Widodo untuk datang ke Papua. Tujuannya, berdiskusi dengan masyarakat Papua tentang harapan untuk lima tahun kedua pemerintahan Jokowi.  

"Mungkin minggu depan atau bulan ini lah, Presiden saya ajak ke Papua, supaya Presiden ketemu langsung dengan masyarakat Papua dan Papua Barat," kata dia setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/8).

Jokowi memanggil Lenis yang juga menjabat Staf Khusus Presiden ke Istana Negara pada Selasa siang tadi. Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas tentang penanganan masalah di Surabaya yang merembet ke daerah lain. Lenis akan terbang ke Surabaya untuk bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

(Baca: Pemerintah Alokasikan Rp 13 Triliun untuk Papua dalam RAPBN 2020)

Pesan Jokowi, menurut Lenis, adalah supaya semua saling memaafkan dan bersatu membangun masa depan yang lebih baik. Di sisi lain, ia melaporkan strategi khusus untuk penanganan mahasiswa Papua guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.

“Pola asramanya kita perhatikan, pola hidupnya kita perhatikan, terus pendidikan juga diperhatikan. jadi kejadian ini tidak terulang lagi ke depan,” ujarnya. Meski begitu, ia belum bisa memerinci perubahan-perubahan yang kemungkinan akan dijalankan.

Lenis meminta organisasi masyarakat (ormas) untuk mengendalikan diri. Ia pun mengingatkan bahwa masyarakat Papua adalah bagian dari Indonesia. Kekayaan Indonesia juga tak lepas dari keberadaan Papua dengan tambang emasnya dan wilayah Tanah Air yang begitu besar.

(Baca: Khofifah akan Bangun Asrama Nusantara Respons Kerusuhan Manokwari)

“Menyampaikan aspirasi di muka umum boleh itu wajib. Tapi jangan mengkhianati satu di antara kita dengan yang lain. Apalagi kata kata yang binatang lah, suruh pulang lah. Itu lah yang kurang baik membuat sakit hati orang Papua,” ujarnya.

Ia berharap masyarakat menjaga putra-putri Papua yang tengah menimba ilmu di luar Papua, sebagaimana orang Papua menjaga orang luar Papua yang berada di daerahnya.

Ia meminta polisi melakukan pengamanan di setiap asrama mahasiswa dan menangkap oknum ormas yang mengganggu. Proses hukum harus dijalankan atas para provokator. ”Setelah persoalannya, baru hoaks-nya yang kita periksa. Dua dua jalan,” ujarnya.