Pertamina berencana mengebor satu sumur di Blok Rokan pada tahun depan. Rencana tersebut sudah disepakati dengan Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang saat ini menjadi operator Blok Rokan.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan pengeboran dilakukan untuk mempertahankan produksi dan meningkatkan cadangan migas di blok tersebut. "Pengeboran dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dari reservoir," kata Dharmanwan saat ditemui di Jakarta Convention Center, Rabu (14/8).
Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menyatakan pihaknya mendorong perusahaan plat merah tersebut agar melakukan pengeboran di Blok Rokan paling lambat pada awal tahun depan. Targetnya, Pertamina dapat menekan laju penurunan produksi secara alamiah (decline) di blok tersebut.
Selain pengeboran, Pertamina juga akan membangun pipa minyak baru di Blok Rokan. Dharmawan menyebut Pertamina sudah memulai tahap Front End Engineering Design (FEED) untuk proyek pipa. Pertamina berharap konstruksi bisa dilakukan pada akhir 2019 sehingga proyek tersebut bisa selesai pada 2021.
(Baca: Pertamina akan Integrasikan Blok Corridor - Blok Rokan - Kilang Dumai)
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari transisi Blok Rokan dari Pertamina ke Chevron pada 2021 mendatang. Pertamina dan Chevron memang terus melakukan pembicaran terkait skema transisi Blok Rokan. "Skema model sudah dibicarakan cuma kami belum bisa sharing," ujar Dharmawan .
Sebelumnya, Pertamina dan Chevron telah membahas tiga model transisi bersama Chevron dan SKK Migas. Tiga transisi tersebut yakni operasi bersama, memaksimalkan area di sekitar Blok Rokan yang belum dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, dan perencanaan bersama rencana kerja Blok Rokan.
Blok Rokan merupakan blok minyak dengan produksi kedua terbesar di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer persegi ini memiliki 96 lapangan minyak dimana tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Lapangan Duri, Minas dan Bekasap.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Meski begitu, dalam tiga tahun terakhir produksi Blok Rokan terus mengalami penurunan. Pada 2017, lifting minyak Blok Rokan bisa mencapai 224.300 barel per hari (bopd). Pada 2018 turun menjadi 209.552 bopd dan pada semester I 2019 hanya mencapai 190.654 bopd.
(Baca: SKK Migas Targetkan Lifting Blok Rokan dan Mahakam Turun Tahun Depan)